Rabu, 31 Oktober 2018

Mijahkan Ikan Mas Ala Musi Rawas


Gambar terkait

Hasilkan Telor dan Kebul  Maksimal dengan Teknik  Sederhana

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Musi Rawas



1.1. Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya ikan adalah ketersediaan benih ikan.  Benih harus tepat jumlah, mutu, waktu, tempat mudah dijangkau dan harga murah (Sugiarto,1983) 

Pada akhir tahun 2001 sampai  dengan awal tahun 2002, petani dan pengusaha ikan ikan mas di Kabupaten Musi Rawas, ikannya dalam hitungan  hari, musnah dihantam virus yang sangat ganas.  Virus tersebut bernama KHV (Koi Harves Virus).  Virus ini  khusus menyerang ikan mas terutama pada kolam air deras.  Ratusan bahkan  ribuan  ton ikan mati, tingkat kerugian mencapai milyaran rupiah.  Sehingga banyak para  petani dan pengusaha ikan  terduduk  lesu dan terpaksa gulung tikar.   

Di sisi lain, bagi para petani ikan mas  di kolam air tenang atau kolam sawah masalah tersebut justru memberikan hikmah.  Karena pada kolam mereka keganasan virus tersebut tidak terjadi seperti  halnya pada kolam intensif (Kolam Air Deras). Pada saat pasca KHV petani ikan mas di kolam tenang  meraup keuntungan yang cukup besar, mengingat hukum ekonomi berlaku, dimana permintaan pasar tinggi sedangkan penyediaan sedikit.  Harga ikan mas konsumsi  mencapai Rp.15.000,- per kg, yang biasanya hanya Rp.10.000. 

Selain mudah diproduksi ,ikan mas ini dapat tumbuh dengan cepat, dapat mentonelir kisaran suhu dan oksigen  serta dagingnya disukai masyarakat.
Menurut tim ahli penyakit ikan baik dari JICA, Balai Karantina Ikan Palembang maupun Jakarta, bahwa virus KHV  tidak akan hilang sepanjang masih ada jenis ikan mas di daerah tersebut atau dalam kata lain selama masih ada “INANG-NYA”.   Hasil monitoring di lapangan ,sampai saat ini untuk budidaya ikan di kolam semi intensif atau kolam tanah, baik pembenihan maupun pembesaran  belum terlihat kembali serangan virus tersebut.  Namun, untuk kolam intensif  masih sering terjadi serangannya. Diduga, bahwa virus KHV akan menyerang ikan mas pada lingkungan kolam yang dalam , terjadinya  penurunan suhu air yang drastis , lokasi sempit serta padat tebar tinggi.  Kondisi seperti ini adalah terjadi pada kolam air deras.  Sedangkan  pada kolam tenang kondisi ini tidak terjadi, mengingat kolamnya dangkal, padat  tebar  rendah , pematang kolam yang berwarna gelap dapat menyerap panas. Sesuai dengan sifat air adalah lambat menerima panas dan lambat pula untuk melepaskannya.  Keadaan lingkungan seperti inilah sehingga virus kurang senang menyerang ikan.  

Mengingat permintaan pasar ikan mas baik untuk lokal maupun luar daerah terus meningkat, maka penyediaan benih oleh UPR (Usaha Peternak Rakyat) terus diupayakan. Untuk memacu produksi  benih ikan mas,  para UPR mempunyai metoda sendiri dalam pembenihan ikan mas. Metoda tersebut mungkin hanya ada di Kabupaten Musi Rawas. Di daerah lain sistim yang dilakukan oleh para UPR ini sepengetahuan penulis belum banyak  dilakukan. Untuk itu Sistim ini disebut ”SISTIM MUSI RAWAS” seperti halnya sistim pemijahan ikan mas : Hoper, Dubish, Cimindi , Sistim Sunda dan Sistim Tradisional yang diperbaiki. Dilihat dari sistim yang sudah ada ,sistim Musi Rawas ini banyak perbendaan yang mendasar terutama pada penggunaan substrat penempel  telur dan perlakuan penetasan dengan sistim kering. Disinilah yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya tetas telur. 

1.2. Tujuan
Tujuan penetasan telur ikan mas sistim kering ini adalah :
  1. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit telur khususnya  jamur  Ichtiopthyrius multifilis sp.
  1. Untuk mempercepat daya tetas telur (lebih cepat 24 jam dibandingkan cara biasa)
  1. Untuk menghemat tenaga
  1. Untuk meningkatkan daya tetas  telur
1.3. Keluaran
Keluaran yang diharapkan adalah  meningkatnya produksi benih ikan mas untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya ikan khususnya di Kabupaten Musi Rawas.


2. Materi dan Teknologi
2.1.  Materi  Teknologi, Alat dan Bahan
Materi teknologi  dalam  pembenihan ikan mas meliputi : Persiapan pemijahan, Pemijahan, Perlakuan Terhadap Telur,Penetasan Telur, Pendederan , Pemeliharaan dan Panen.

2.1.1  Persiapan Pemijahan 

Bahan dan alat yang harus dipersiapkan antara lain : Wadah pemijahan, Induk ikan betina dan jantan yang matang gonand, dan Substrat penempel telur.

 2.1.1.1. Wadah Pemijahan
Wadah pemijahan dapat berupa bak, kolam tanah atau hapa pemijahan. Ukuran wadah minimal panjang  3m dan lebar 2m dengan kedalaman air minimal 40 cm. Dilengkapi dengan saluran inlet dan outlet. Wadah pemijahan akan merupakan pemicu ikan untuk kawin, untuk itu perlu dilakukan manifulasi seperti halnya kondisi di alam, antara lain,wadah  dikeringkan sampai kering betul, kemudian air usahakan ngocor secara kontinyu sehingga difusi oksigen lancar. 

2.1.1.2.  Induk Betina dan Jantan
a.  Induk Betina 
Induk ikan mas betina  harus diseleksi sebaik mungkin agar produksinya baik. Persyaratan induk;  Umur minimal 1 tahun dengan berat minimal 1,5 kg, sisik besar-besar dan merata, bagian perut membesar ke arah pengeluaran, bagaian antara kedua sirip dada cekung ke dalam dan bila diraba terasa lunak., bagian perut bila diurut ke bagian urogenitalis (pengeluran  telur ) akan keluar cairan kuning bahkan telur. Usahakan telur yang terlihat butirannya sudah rata dan berwarna kuning.
b. Induk Jantan  
Induk jantan diperlukan minimal umur 6 bulan dengan berat 0,5 kg per ekor, sehat, bila dipijit  ke arah pengeluaran akan keluar cairan putuh seperti susu (Sperma).,dan gerakannya lincah.
c.  Sex Ratio
Mengingat pembuahan ikan mas terjadi di luar tubuh, maka dibutuhkan induk jantan yang lebih banyak agar telur dapat dibuahi secara normal. Sex  ratio anatara betina dan jantan dari segi berat 1 ; 1 (1 kg induk betina : 1 kg induk jantan), tetapi dari segi jumlah minimal 1 : 3 ( 1 ekor betina  : 3 ekor jantan ), lebih banyak induk jantan akan lebih baik, namun kurang effisien.

2.1.1.3. Pemberokan
Sebaiknya induk sebelum dipijahkan dilakukan pemberokan terlebih dahulu supaya hasilnya lebih memuaskan.  Tujuan pemberokan ini adalah  agar telur yang dihasilkan betul-betul bernas, karena dengan pemberokan akan membersihkan lemak yang menempel disekitar bagian gonand.  Untuk induk jantan tujuannya supaya lebih terangsang saat dipijahkan  dengan demikian nafsu sexnya akan meningkat.

2.1.1.4.  Subtrat Penempel Telur
Substrat penempel telur diperlukan sebagai rangsangan ikan untuk mijah. Substrat ini berfungsi untuk menempelkan telur setelah dibuahi, karena telur ikan mas mengandung zat pelekat yang dinamanan “Globulin”. Sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan. Persyaratan subtrat adalah : Tidak mudah busuk, mudah diperoleh, dan  tidak kasar.  Salah satu substrat yang biasa dipakai oleh petani pembenih ikan adalah tanaman air berupa ganggang atau Hydrilla verticilata sp.  Kebutuhan untuk  berat induk betina 3 kg sebanyak 1  karung goni dengan berat sekitar 25 kg.

2.1.2.  Pemijahan
 Pemijahan adalah istilah perkawinan pada ikan, yaitu terjadinya proses pembuahan sel telur oleh sperma. Secara umum untuk ikan terjadi di luar tubuh. Pemijahan secara alamiah pada ikan mas akan terjadi pada malam menjelang dini hari, dimana saat ini akan terjadi penurunan suhu air. Kondisi seperti ini memicu ikan untuk mijah.

2.1.3. Perlakuan Terhadap Telur
Ciri khas pembenihan ikan mas sistim Musi Rawas ini terletak pada perlakuan terhadap teglur sebelum ditetaskan. Pagi-pagi substrat yang berisi telur  diangkat dan dimasukan kedalam kantong plastik/karung goni, kemudian disimpan ditempat yang teduh dan lembab, aman dari gangguan luar dan tyerhindar dari sinar matahari langsung. Telur dipermentasi selama 24 jam.
 
2.1.4.  Penetasan Telur 
Pada sistim ini tidak diperlukan kolam penetasan husus, telur yang telah dipermentasi langsung ditetaskan di kolam pendederan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Hapa penetasan dipasang dipinggir kolam pendederan, telur dimasukan dalam hapa. Dalam waktu 0,5 jam telur sudah mulai menetas. Tetasan  dibiarkan selama 2 hari sampai York sock (Kuning Telur)  habis, kemudian larva ditebarkan ke kolam dengan cara membuka hapa.




 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar