Oleh " Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si. Luhkan Musi Rawas
Produk perikanan pada umumnya mudah rusak dan busuk, sehingga perlu
penanganan yang serius dan cepat. Bila tidak maka kualitas akan anjlok, ini
berdampak ke nilai jual yang rendah, sehingga produsen akan mengalami kerugian.
Mengingat wilayah pengembangan
perikanan air tawar di kabupaten Musi Rawas saat ini cukup pesat mulai
pembenihan sampai produksi ikan konsumsi. Permintaan pasar ikan segar
hidup bukan saja untuk pasar local,
namun dipasok ke pasar luar daerah . Suplay pasar luar yang sudah berjalan
hamper semua kabupaten/kota di wilayah Sumatera Selatan , Propinsi lampung,
Jambi, Bengkulu dan Provinsi di Riau.
Kenyataan diatas tidak akan selamanya berjalan mulus, sebab bila pasar
luar sudah jenuh, maka produk ikan suatu
saat akan mengalami penyediaan yang
tinggi sementara permintaan rendah, dengan demikian harga pasti jatuh. Sesuai
dengan hokum ekonomi. Untuk itu perlu dimulainya usaha/upaya pengolahan dan
pengawetan ikan yang ada, sehingga akan mencegah proses pembusukan, dapat
memperpanjang jangkauan pemasaran serta
dapat terwujudnya diversifikasi pengolahan/pengawetan.
Salah satu produk pengawetan yang nilai ekonomisnya tinggi berupa ikan “ASAP” atau bahasa daerahnya ikan
“SALAI”.Selain harga pasarannya tinggi, tingkat awetnya lama serta membuatnya mudah.Komponen kimia asap (penol dan asam organic) yang masuk ke dalam
daging ikan bersifat antimikrobia,
antioksidan, serta akan menghasilkan tekstur, warna dan bau khas.
I.
TEKNIK PENGASAPAN
Pengawetan Ikan dengan sistim pengasapan dapat dilakukan oleh masyarakat
dengan mudah. Jenis pengasapan yang sudah dilakukan oleh masyarakat penangkap
ikan di daerah pinggiran sungai (Wilayah Muara lakitan, Bingin Teluk, Muara
Kelingi) masih bersifat terbuka dan produknya belum optimum. Teknologi
pengasapan yang baik adalah dengan
sistim pengasapan tertutup. Artinya proses pengasapan dilakukan dalam ruang
tertutup, seperti drum. Keuntungannya adalah :
Ø Panas asap
yang dihasilkan maksimal
Ø Suhu dan
lamanya pengasapan yang diinginkan dapat dikontrol
Ø Kadar air
ikan asap rendah
A.
Jenis Ikan
Jenis ikan
yang baik untuk dijadikan ikan asap adalah ikan yang berkadar lemak rendah.
Jenis ikan budidaya yang bisa diasap dengan hasil baik adalah : Ikan Patin,
Gabus, Lele , Ikan Nila/Mujair atau ikan lainnya. Ikan yang paling ekonomis dan
produknya banyak di wilayah Kabupaten Musi Rawas ialah ikan Nila.
1.
Persiapan Bahan
·
Ikan disiangi sesuai dengan keinginan.Untuk ikan Nila
dipotong mulai arah punggung ke bagian perut. Isi perut dibuang dan dicuci
bersih.
· Untuk menghasilkan cita rasa dan kualitas ikan asap
yang baik, maka menurut Wonggo dan
Montolalu (1995) iksn direndam dalam air
kelapa mengkel selama 15 menit. Dengan
cara ini maka akan menur unkan kadar histamine smpai 50%, rasa enak, tekstur
lebih kompak dan warna lebih menari.
· Kemudian direndam dalam cairan asap cair selama 20
menit. Konsentrasi asap cair : air adalah 1 : 1 (Pelakang,2008).Penggunaan asap
cair menurut Pczola,(1995) berguna untuk mengeleminasi komponen asap (tar) yang
bersifat karsinogen pada produk ikan asap serta dapat dihasilkan rasa dan warna yang lebih menarik.
2.
Pengasapan
a.
Alat Pengasapan
Alat pengasapan tertutup dapat digunakan drum seperti gambar dibawah ini
Gambar. 1. Kontruksi Bagian Dalam
Drum Pengasapan Tertutup
b.
Tahapan Pengasapan
Pengasapan
dilakukan dalam 2 tahap:
(1). Tahap
pertama suhu 55-60°C selama 4 jam, bertujuan untuk mengendapkan parti kel asap pada ikan.
(2). Tahap kedua suhu
70-80°C selama 6 jam, tujuannya untuk
mengurangi kadar air.
c. Hasil Pengasapan
Gambar 4. Pengepakan Ikan Asap Siap Dipasarkan
................. Terima Kasih.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar