Senin, 29 Oktober 2018

Pengenalan Baung Sungai

Gurihnya Daging Baung Sungai

Oleh " Ahmad Rukbi, Luhkan Musi Rawas


Baung adalah nama segolongan ikan yang termasuk kedalam marga hemibagrus. Ikan baung menyebar luas di India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara, juga dikenal dengan banyak nama daerah seperti : ikan duri, baong, baon(mly),bawon (Btw), senggal atau singgah (sunda),tagih atau tageh (jw), niken, siken, tiken bato (kalteng), dan lain lain.

Baung masih sekerabat dengan lele (bangsa Siluriformes). Nama marga Hemibagrus yang berasal dari kata latin hemi yang berarti “setengah” atau “separuh” dan bagrus yang dipungut dari pelafalan muzarab bagre atau perkataan yunani pagros yakni nama sejenis ikan laut Seabream.

Marga hemibagrus pada mulanya dianggap satu dengan marga Mystus, (ikan keting atau lunda ), yang sebelumnya dikenal sebagai Macrones, Ikan baung di Indonesia bisa mencapai ukuran 80 kg dengan ciri kepala memipih agak mendatar, dengan bagian tulang tengkorak                    agak kasar dan atas kepala tidak tertutup oleh kulit. Baung bertubuh licintanpa sisik di tubuhnya serta mempunyai tiga duri yang berbisa (patil), yakni pada sepasang sirip dada dan sebuah lagi berada di awal sirip     
                         
JENIS JENIS NYA
Secara biogeografi marga hemibagrus diketahui menyebar luas disebelah timur lembah sungai gangga brahmaputra dan selatan aliran sungai yangtze. Ragam jenis yang tertinggi berkembang di wilayah paparan sunda.

Nama baung kadang kadang juga digunakan untuk menyebut jenis jenis ikan yang berbentuk serupa dalam suku Bagridae, namun tergolong kedalam marga yang lain di luar hemibagrus, misal :

Baung burai (Pseudomystus stenomus)
Baung duri (Leiocassis poecilopterus)
Baung layar (Bagrichthys hypselopterus)
Baung lebang (Pseudomystus fuscus)
Baung tikus (Bagroides melapterus)   
               
SIFAT BIOLOGIS
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di sungai musi baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Ikan ini juga banyak ditemui ditempat tempat yang letaknya di daerah banjir. Secara umum baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup diperairan umum seperti, sungai, rawa, situ, danau dan waduk.
Baung bersifat nokturnal artinya aktivitas kegiatan hidupnya atau mencari makan lebih banyak dilakukan pada malam hari, selain itu juga baung memiliki sifat suka bersembunyi didalam liang liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkan sebagai ikan carnivora, karena lebih dominan memakan hewan hewan kecil seperti ikan ikan ikan kecil (Arsyad, 1973). Pakan baung antara lain ikan ikan kecil, udang udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.
                    
PEMAMFAATAN
 Di asia tenggara baung merupakan ikan konsumsi yang penting, tekstur dagingnya lembut, putih, tebal, tanpa duri halus, sehingga sangat digemari masyarakat. Berbagai masakan ikan baung yang terkenal enak diantaranya pindang baung dari sumsel, dan baung asam padeh dari Riau, serta ikan baung panggang dari Kalimantan, selain itu juga baung bisa dijadikan ikan asap.  
                             
PEMIJAHAN
 Budidaya ikan baung (mystus nemurus, CV) belum lama ini berkembang di Indonesia. Selain rumit juga pasarnya baru tumbuh. Rumitnya budidaya ikan baung karena ikan ini tidak bisa mijah secara alami. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan atau dengan kawin suntik. Pemijahan baung dilakukan beberapa tahapan.

1.     Pematangan gonade
Pematangan gonad ikan baung dilakukan dikolam tanah, caranya siapkan kolam ukuran 50 m2 kering selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam. Isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 50 – 100 ekor induk ukuran 0,5 kg – 1 kg beri pakan tambahan berupa pellet ngapung secukupnya (adlebitum) setiap hari. Induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah.
2.     Pematangan di bak Pematangan gonad ikan baung juga bisa dilakukan di bak. Caranya siapkan bak tembok ukuran dengan panjang 6 m, lebar 4 m, dan tinggi 1 M                 keringkan selama 2 – 4 hari, isi air setinggi 80-100 cm, dan alirkan secara kontinyu, masukkan 50-100 ekor induk dan beri pakan pellet apung secukupnya dan pisahkan induk jantan dan betina.

3.     Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukkan hormon peransang ketubuh induk betina, caranya siapkan induk betina yang sudah gonad, sedot 0,3 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk, suntikkan kedalam tubuh induk tersebut, masukkan induk yang sudah disuntik kedalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.

4.     Penyuntikan dgn hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas, caranya siapkan induk betina yang sudah matang gonad dan siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg potong ikan mas secara vertikal tepat dibelakang tutup insang, potong bagian kepala secara horizontal tepat dibawah mata, buang bagian otak, ambil kelenjar hypopisa masukkan kedalam gelas penggerus dan hancurkan, masukkan 1 cc aquabides dan aduk hingga merata, sedot larutan hypopisa itu suntikkan kedalam tubuh induk betina, masukkan  induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam.

5.     Pengambilan sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma harus disiapkan. Caranya tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin potong secara vertikal tepat dibelakang tutup insang, keluarkan darahnya, gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang tutup insang buang organ lainnya dalam perut, ambil kantong sperma bersihkan kantong sperma dengan tissue hingga kering, hancurkan kantong sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak peras spermanya agar keluar dan masukkkan kedalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides, aduk hingga homogen.

6.     Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan, caranya pengeluaran telur siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol natrium clhorida (inpus) sebuah bulu ayam, kain lap dan tissue tangkap induk dengan scoopnet keringkan tubuh induk dengan lap, bungkus induk dengan lap dan     biarkan lubang telur terbuka. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya, pijit bagian perut kearah lubang telur, tampung telur dalam baskom plastik campurkan larutan sperma kedalam telur aduk hingga rata dengan bulu ayam, telur siap ditetaskan.

7.     Penetasan di bak aquarium
Penetasan dilakukan dalam bak caranyasiapkan sebuah bak ukuran panjang 2 m lebar 1 m dan tinggi 0,4 m keringkan selama 2 – 4 hari isi bak dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak, beri pemberat agar hapa tenggelam tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa, baiarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.

8.     Pendederan
Pendederan pertama ikan baung dilakukan dikolam tanah caranya siapkan kolam ukuran 500 m2 keringkan selama 2 – 4 hari perbaiki sluruh bagiannya buat kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm, ratakan tanah dasarnya tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak     dialirkan) tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari setelah 2 hari beri 1 – 2 kg tepung pellet atau pellet yang telah di rendam setiap hari panen benih dilakukan setelah berumur 3 – 8 minggu.

9.     Pembesaran
Pembesaran ikan baung dilakukan dikolam tanah caranya siapkan sebuah kolam ukuran 2.000 m2 perbaiki seluruh bagian, tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh, isi air setinggi 40 – 60 cm dan rendam selama 5 hari, masukkan 5000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan beri pakan setiap hari secara edlebitum alirkan air secara kontinyu dan ikan mulai naik bila diberi pakan pellet apung setelah 12 – 16 bulan ikan sudah bisa dipanen dengan berat rata rata antara 0,5 s/d 0,7 kg per ekor.


----------- selamat mencoba---------






Tidak ada komentar:

Posting Komentar