Oleh " Ahmad Rukbi, Luhkan Musi Rawas
Baung adalah
nama segolongan ikan yang termasuk kedalam marga hemibagrus. Ikan baung menyebar luas di India, Cina Selatan, dan
Asia Tenggara, juga dikenal dengan banyak nama daerah seperti : ikan duri, baong, baon(mly),bawon (Btw), senggal atau singgah (sunda),tagih
atau tageh (jw), niken, siken, tiken bato (kalteng), dan lain lain.
Baung masih
sekerabat dengan lele (bangsa Siluriformes).
Nama marga Hemibagrus yang berasal
dari kata latin hemi yang berarti
“setengah” atau “separuh” dan bagrus
yang dipungut dari pelafalan muzarab bagre
atau perkataan yunani pagros
yakni nama sejenis ikan laut Seabream.
Marga hemibagrus pada mulanya dianggap
satu dengan marga Mystus, (ikan
keting atau lunda ), yang sebelumnya dikenal sebagai Macrones, Ikan baung di Indonesia bisa mencapai ukuran 80 kg dengan
ciri kepala memipih agak mendatar, dengan bagian tulang tengkorak agak kasar dan
atas kepala tidak tertutup oleh kulit. Baung bertubuh licintanpa sisik di
tubuhnya serta mempunyai tiga duri yang berbisa (patil), yakni pada sepasang
sirip dada dan sebuah lagi berada di awal sirip
JENIS JENIS NYA
Secara
biogeografi marga hemibagrus diketahui menyebar luas disebelah timur lembah
sungai gangga brahmaputra dan selatan aliran sungai yangtze. Ragam jenis yang
tertinggi berkembang di wilayah paparan sunda.
Nama baung
kadang kadang juga digunakan untuk menyebut jenis jenis ikan yang berbentuk
serupa dalam suku Bagridae, namun tergolong kedalam marga yang lain di luar
hemibagrus, misal :
Baung burai (Pseudomystus stenomus)
Baung duri (Leiocassis poecilopterus)
Baung layar (Bagrichthys hypselopterus)
Baung lebang (Pseudomystus fuscus)
Baung tikus (Bagroides melapterus)
SIFAT BIOLOGIS
Baung adalah
ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian
hulu. Bahkan di sungai musi baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah
pasang surut yang berair sedikit payau. Ikan ini juga banyak ditemui ditempat
tempat yang letaknya di daerah banjir. Secara umum baung dinyatakan sebagai
ikan yang hidup diperairan umum seperti, sungai, rawa, situ, danau dan waduk.
Baung bersifat
nokturnal artinya aktivitas kegiatan hidupnya atau mencari makan lebih banyak
dilakukan pada malam hari, selain itu juga baung memiliki sifat suka
bersembunyi didalam liang liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam
baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang
menggolongkan sebagai ikan carnivora, karena lebih dominan memakan hewan hewan
kecil seperti ikan ikan ikan kecil (Arsyad, 1973). Pakan baung antara lain ikan
ikan kecil, udang udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.
PEMAMFAATAN
Di asia tenggara
baung merupakan ikan konsumsi yang penting, tekstur dagingnya lembut, putih,
tebal, tanpa duri halus, sehingga sangat digemari masyarakat. Berbagai masakan
ikan baung yang terkenal enak diantaranya pindang baung dari sumsel, dan baung
asam padeh dari Riau, serta ikan baung panggang dari Kalimantan, selain itu
juga baung bisa dijadikan ikan asap.
PEMIJAHAN
Budidaya ikan
baung (mystus nemurus, CV) belum lama ini berkembang di Indonesia. Selain rumit
juga pasarnya baru tumbuh. Rumitnya budidaya ikan baung karena ikan ini tidak
bisa mijah secara alami. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan atau
dengan kawin suntik. Pemijahan baung dilakukan beberapa tahapan.
1.
Pematangan gonade
Pematangan
gonad ikan baung dilakukan dikolam tanah, caranya siapkan kolam ukuran 50 m2
kering selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam. Isi air setinggi 50 –
70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 50 – 100 ekor induk ukuran 0,5 kg –
1 kg beri pakan tambahan berupa pellet ngapung secukupnya (adlebitum) setiap
hari. Induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah.
2.
Pematangan di bak Pematangan
gonad ikan baung juga bisa dilakukan di bak. Caranya siapkan bak tembok ukuran
dengan panjang 6 m, lebar 4 m, dan tinggi 1 M keringkan
selama 2 – 4 hari, isi air setinggi 80-100 cm, dan alirkan secara kontinyu,
masukkan 50-100 ekor induk dan beri pakan pellet apung secukupnya dan pisahkan
induk jantan dan betina.
3.
Penyuntikan dengan
ovaprim
Penyuntikan
adalah kegiatan memasukkan hormon peransang ketubuh induk betina, caranya
siapkan induk betina yang sudah gonad, sedot 0,3 ml ovaprim untuk setiap
kilogram induk, suntikkan kedalam tubuh induk tersebut, masukkan induk yang
sudah disuntik kedalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.
4.
Penyuntikan dgn
hypopisa
Penyuntikan
bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas, caranya siapkan induk
betina yang sudah matang gonad dan siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg potong
ikan mas secara vertikal tepat dibelakang tutup insang, potong bagian kepala
secara horizontal tepat dibawah mata, buang bagian otak, ambil kelenjar
hypopisa masukkan kedalam gelas penggerus dan hancurkan, masukkan 1 cc
aquabides dan aduk hingga merata, sedot larutan hypopisa itu suntikkan kedalam
tubuh induk betina, masukkan induk
yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam.
5.
Pengambilan sperma
Setengah
jam sebelum pengeluaran telur, sperma harus disiapkan. Caranya tangkap 1 ekor
induk jantan yang sudah matang kelamin potong secara vertikal tepat dibelakang
tutup insang, keluarkan darahnya, gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga
belakang tutup insang buang organ lainnya dalam perut, ambil kantong sperma
bersihkan kantong sperma dengan tissue hingga kering, hancurkan kantong sperma
dengan cara menggunting bagian yang paling banyak peras spermanya agar keluar
dan masukkkan kedalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas)
aquabides, aduk hingga homogen.
6.
Pengeluaran telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan namun 9 jam sebelumnya
dilakukan pengecekan, caranya pengeluaran telur siapkan 3 buah baskom plastik,
sebotol natrium clhorida (inpus) sebuah bulu ayam, kain lap dan tissue tangkap
induk dengan scoopnet keringkan tubuh induk dengan lap, bungkus induk dengan
lap dan biarkan
lubang telur terbuka. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian
ekor oleh yang lainnya, pijit bagian perut kearah lubang telur, tampung telur dalam
baskom plastik campurkan larutan sperma kedalam telur aduk hingga rata dengan
bulu ayam, telur siap ditetaskan.
7.
Penetasan di bak
aquarium
Penetasan
dilakukan dalam bak caranyasiapkan sebuah bak ukuran panjang 2 m lebar 1 m dan
tinggi 0,4 m keringkan selama 2 – 4 hari isi bak dengan air setinggi 30 cm dan
biarkan alirkan air selama penetasan pasang hapa halus yang ukurannya sama
dengan bak, beri pemberat agar hapa tenggelam tebarkan telur hingga merata ke
seluruh permukaan hapa, baiarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
8.
Pendederan
Pendederan
pertama ikan baung dilakukan dikolam tanah caranya siapkan kolam ukuran 500 m2
keringkan selama 2 – 4 hari perbaiki sluruh bagiannya buat kemalir dengan lebar
40 cm dan tinggi 10 cm, ratakan tanah dasarnya tebarkan 5 – 7 karung kotoran
ayam atau puyuh isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan)
tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari setelah 2 hari beri 1 – 2 kg tepung
pellet atau pellet yang telah di rendam setiap hari panen benih dilakukan
setelah berumur 3 – 8 minggu.
9.
Pembesaran
Pembesaran
ikan baung dilakukan dikolam tanah caranya siapkan sebuah kolam ukuran 2.000 m2
perbaiki seluruh bagian, tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh, isi air
setinggi 40 – 60 cm dan rendam selama 5 hari, masukkan 5000 ekor benih hasil
seleksi dari pendederan beri pakan setiap hari secara edlebitum alirkan air
secara kontinyu dan ikan mulai naik bila diberi pakan pellet apung setelah 12 –
16 bulan ikan sudah bisa dipanen dengan berat rata rata antara 0,5 s/d 0,7 kg
per ekor.
-----------
selamat mencoba---------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar