Rabu, 28 Agustus 2019

Pakan Alami Untuk Ikan Hias

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab musi Rawas

Kebutuhan akan pakan bagi binatang ternak menjanjikan peluang usaha yang sangat prospektif, termasuk  pakan alami untuk ikan. Apalagi harga lebih terjangkau dibanding pakan ikan pabrikan, serta manfaat yang cukup besar. Menurut F Rahardi, pengamat Agribisnis, komponen biaya pakan dalam praktek budidaya membutuhkan jatah 70% dari seluruh komponen biaya. Sehingga jika seorang peternak ikan ingin meningkatkan keuntungan, harus pandai memangkas biaya pakan tersebut, salah satunya dengan mengkultur pakan alami sendiri. 

Pakan alami adalah makanan hidup bagi larva dan benih ikan mencakup fitoplankton, zooplankton, dan bentos serta berperan sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Disamping mengandung gizi yang lengkap, pakan alami sangat mudah dicerna karena mengandung enzim yang dapat membantu pencernaan di usus larva atau benih ikan yang belum berkembang alat pencernaannya.

Pakan alami biasanya memiliki ukuran yang kecil yaitu 10 mikro-1mm, sesuai dengan bukaan mulut larva atau benih dan bergerak tidak begitu aktif sehingga mempermudah larva atau benih untuk memangsanya. Karena sifatnya yang hidup, pakan alami tidak mencemari media pemeliharaan larva atau benih ikan Pakan alami sebagian sangat mudah didapat dari alam dan ada juga yang mudah dibudidayakan. Media kultur untuk pembudidayaan pakan alami dapat berupa media alga atau media yang banyak mengandung bakteri untuk fasilitas pengembangbiakan khususnya alga perlu dipersiapkan.  Sedangkan media bakteri mudah didapat dengan menggunakan kotoran hewan. Penyediaan pakan alami secara berkesinambungan dan peruntukannya yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan dan sintasan larva dan benih ikan.

Berikut adalah jenis dan cara kultur pakan alami untuk ikan hias, yaitu :
1. Infusoria/ Paramecium
  • Wadah budidaya yang dibutuhkan berupa stoples, baskom, ember dan yang lainnya.
  • Media lain yang dibutuhkan berupa air sumur yang diberi sayuran seperti kangkung dan selada, jerami, dan bahan organik lainnya seperti kuning telur.
  • Kuning telur yang sudah disiapkan dengan putih telur dikocok dengan air selanjutnya disaring dengan saringan terilin. Setelah itu ditambah dengan daun kipait dan diberi 1-2 sendok selokan.
  • Panen infusoria dilakukan dengan cangkir atau dengan saringan nano plankton setelah 3-4 hari pemberian kuning telur.
  • Untuk mendapatkan infosaria yang berkesinambungan dibutuhkan 4 wadah.
2. Rotifer
  • Larva atau benih ikan yang dipersiapkan dengan bukaan mulut 150-200 mikron
  • Wadah budidaya berupa bak yang cukup besar seperti bak plastik, fiber atau bak beton.
  • Media lain yang dipersiapkan berupa media alga (chlorella sp ) yang dibiakkan dengan pupuk kimia dengan dosis 100 mg/l MgSO4, 200 mg/l KH2PO4, 500mg/l NaNO3 dan sedikit FeCI, sedangkan untuk skala besar menggunakan Urea (1000 ppm) dan TSP (200 ppm), demgan salinities 11%
  • Persiapkan bibit rotifer (brachinous sp) di inokulasi setelah biakan alga berumur 6 hari.
  • Panen dilakukan 3-4 hari dengan serokan plankton setelah media yang berwarna hijau berubah menjadi pucat /putih
  • Untuk mendapat rotifer yang kesenimbangunan dibutuhkan 6 bak
3. Moina dan Daphnia (1-4 mm)
  • Benih ikan hias air tawar pasca larva yang dipersiapkan berukuran bukaan mulut 0,8 mm
  • Wadah budidaya yang disiapkan berupa bak fiber atau beton dengan kedalaman 0,8 m, dengan media diaerasi atau tidak diaerasi.
  • Media lain yang dipersiapkan berupa air sumur/sungai yang dipupuk dengan kotoran ayam (1000 ppm) dan bungkil kedelai (200 ppm). Pupuk ulang 0,5 dosis pada minggu kedua dan ketiga.
  • Bibit moina/daphnia diinokulasi sehari setelah pemupukan awal seberat 1 g/m3.
  • Panen moina dilakukan 7 hari setelah inokulasi dengan serokan terilin daan sebaiknya dipanen selama 3 hari. Sedangkan panen daphnia dilakukan setelah umur 3 minggu sebanyak 25 g/m3/ hari.
  • Untuk mendapatkan moina berkesinambungan dibutuhkan 6 bak

Selasa, 27 Agustus 2019

Potensi Ikan Hias Air Tawar untuk Kesejahteraan Masyarakat Desa


Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Memiliki usaha yang bisa membantu meringkankan beban kebuthan anda sehari-hari memang menjadi keinginan semua orang. Namun pernahkah anda berpikiran untuk menciptakan usaha yang mampu menciptakan skala yang besar. Kali ini artikel ini akan membahas mengenai bisnis ikan hias air tawar yang dapat menciptakan siklus perekonomian bagi anda dan lingkungan anda. Bagi anda yang memiliki ketetarikan dengan dunia ini, dapatkan aneka informasi menarik di bawah ini. Sebagaimana yang anda ketahui bahwa ikan hias air tawar sudah cukup sering ditemui, pasarannya sendiri sudah cukup besar. Akan sangat menarik jika anda meliat peluang di bidang ini. Untuk jenisnya sendiri, ikan hias air tawar memiliki banyak ragam, berikut adalah beberapa jenis ikan air tawar yang bisa menjadi pilihan bagi anda. Aneka variasi ikan inilah yang juga memiliki potensi-potensi untuk dibudidayakan. Cermati pembahasannya di bawah ini:
  • Ikan cupang


  • Salah satu ikan yang cukup populer karena selain bentuk yang dan variasi warna yang banyak, harganya cukup ramah di kantong semua orang. Selain itu perawatannya juga cukup mudah. Ikan ini sering diadu untuk dicari siapa pemenangnya. Karena itu banyak yang berlomba-lomba untuk membudidayakannya.
  • Ikan arwana

  • Ikan arwana memiliki ukuran yang lumayan besar dengan macam tipe corak di sisiknya. Ikan ini memiliki harga yang cukup mahal. Perawatannya juga cukup rumit untuk orang awam yang kurang memahami hal-hal perikanan.
  • Ikan guppy


  • Ikan guppy berukuran sedikit lebih kecil dan coraknya lebih beragam dar semua warna. Ikan ini suka bergerombol sehingga banyak dipelihara dalam jumlah beberapa ekor untuk menghiasi kolam atau akuarium.
  • Ikan koi


  • Ikan yang mayoritas bermotifkan oranye ini memiliki harga yang cukup fantastis. Seringkali dipelihara di kolam-kolam dalam rumah ataupun luar rumah. Ikan ini memiliki keunikan tersendiri bagi pemiliknya. Mereka rela membayar sampai puluhan juta untuk memelihara mereka.
Menyejahterakan perekonomian masyarakat:
  1. Pembudidayaan ikan berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat


  2. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia perikanan memiliki pasaran yang cukup baik. Tentunya hal ini bisa menjadi rekomendasi bagi anda yang sedang mencari pilihan usaha. Ketika anda memiliki perikanan sebagai bisnis anda, jangan hanya berfokus untuk menjual ikan-ikan hasil usaha anda. Pertama anda harus membuat ikan-ikan yang ada di kolam anda memiliki kualitas yang baik, barulah anda memikirkan hasil yang akan diperoleh. Bagaimanapun juga yang terpenting adalah membuat konsumen anda percaya bahwa anda menghasilkan ikan-ikan yang berkualitas. Dengan begitu anda bisa menciptakan siklus ekonomi yang stabil.
  3. Menaikkan sektor perdagangan ikan hias


  4. Tahukah anda bahwa saat ini makin banyak bermunculan komunitas-komunitas yang memersatukan para penyuka ikan hias. Nah hal inilah yang bisa anda manfaatkan juga. Pasaran ikan hias memiliki peminat yang tak sedikit. Anda bisa menaikkan perdagangan ikan hias di lingkungan anda.
  5. Menciptakan daerah wisata


  6. Ketika anda membawa lingkungan anda untuk membudidayakan ikan hias, tentunya akan menjadi sebuah hal menarik untuk dikunjungi. Dalam satu lingkungan terdapat banyak pengusaha ikan hias yang membudidayakan ikannya di daerah tersebut. Suatu hal baru yang cukup unik bukan?
Cukup sampai di sini pembahasan mengenai hal-hal menarik yang bisa anda peroleh dari berbisnis ikan hias air tawar.

Perencanaan Pembuatan Kolam Tanah

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Menganalisis jenis tanah

Jenis tanah yang paling baik untuk membuat kolam tanah adalah tanah liat berpasir. Jenis tanah ini cukup kedap air, teksturnya solid sehingga pembuatan tanggulnya pun lebih mudah. Bila tanah yang tersedia terlalu gembur, perlu usaha ekstra agar berfungsi dengan baik. Misalnya dinding kolam diberi lapisan semen atau batu bata. Cara ini efektif mencegah kebocoran, namun biaya kontruksinya jauh lebih mahal.
Cara sederhana menentukan jenis tanah adalah dengan menggenggam segumpal tanah yang telah dibasahi dengan air. Kemudian kepalkan tanah tersebut kuat-kuat. Kemudian buka telapak tangan Anda. Bila di permukaan telapak tangan hanya ada sedikit pasir maka bisa dikatakan tanah liat berpasir. Bila jumlah pasir yang menempel di telapak tangan banyak, tanah tersebut dikategorikan tanah gembur.

Kontur lahan

Setelah menganalisis jenis tanah, amati kontur lahan yang akan dijadikan kolam ikan. Apakah lahan datar atau lahan miring. Kemiringan lahan menentukan metode penggalian dan pembuatan tanggul. Pada lahan miring, pengaturan pola aliran air lebih mudah. Penggalian tanah di lahan miring cukup dilakukan pada satu sisi. Kemudian tanah hasil galian digunakan untuk membuat tanggul di sisi lain. Sedangkan pada lahan datar, penggalian dilakukan di semua sisi. Hasil galian dijadikan untuk membuat tanggul. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar dibawah ini.
Cara membuat kolam ikan

Tata letak kolam ikan

Bila kita ingin membuat satu kolam saja, tata letak kolam lebih sederhana. Tinggal memaksimalkan letak parit yang dijadikan sumber air dan sistem pembuangan. Namun apabila jumlah kolam yang akan dibuat banyak. Tata letak kolam perlu dipertimbangkan dengan seksama.Dilihat dari sistem pengairannya terdapat dua tipe tata letak kolam ikan, yakni pararel dan seri. Dalam sistem pengairan pararel masing-masing kolam menerima asupan air dari sumber air secara langsung. Parit atau saluran irigasi harus dibuat melewati setiap kolam ikan yang ada. Konsekuensinya biaya kontruksi akan lebih besar.
Sistem pengairan pararel lebih baik dalam hal menjaga kualitas air. Karena air yang masuk ke dalam kolam merupakan air segar, langsung dari sumber air. Belum tercemar oleh sisa-sisa pakan terlarut atau bibit penyakit yang ada pada kolam ikan sebelumnya.
Sedangkan dalam sistem pengairan seri, setiap kolam ikan menerima asupan air dari pengeluaran kolam lainnya. Sebagai contoh, kolam ikan pertama mendapat air dari sumber air secara langsung. Kemudian kolam ikan kedua menerima asupan air dari pengeluaran kolam pertama. Kolam ikan ketiga menerima asupan air dari pengeluaran kolam ikan kedua, dan seterusnya.
Sistem pengairan seri cocok diterapkan di daerah yang memiliki sumber air terbatas. Kelemahan sistem pengairan seri adalah sulit untuk mengontrol pencemaran air dan penyebaran penyakit. Misalnya bila kolam pertama terserang penyakit, akan mudah menyebar ke kolam berikutnya. Begitu juga dengan cemaran air lainnya.
Keuntungan sistem seri saluran irigasinya tidak memakan tempat dan bisa dibuat simpel. Sehingga biaya kontruksinya lebih murah. Biaya pemeliharaannya pun lebih murah.
Cara membuat kolam ikan

Membuat tanggul kolam ikan

Tanggul berfungsi untuk menahan air dan sebagai pembatas kolam ikan. Tanggul yang baik harus kedap air (tidak rembes), kuat menahan beban air, tidak mudah erosi, dan tidak bocor. Untuk jenis tanah liat berpasir, tanggul bisa dibuat hanya dengan tanah. Tetapi untuk jenis tanah yang gembur dan mudah erosi diperlukan tanggul dari batu atau tembok.

a. Tanggul tanah

Apabila jenis tanahnya memungkinkan, kolam ikan bisa dibuat hanya dengan menggunakan tanggul tanah. Dari segi konstruksi, pembuatan tanggul tanah lebih murah dan mudah. Berikut langkah-langkah membuat tanggul tanah:
  • Tetapkan luas kolam yang akan digali, tentukan garis batasnya.
  • Kemudian mulai menggali lapisan tanah atas sedalam kurang lebih 10 cm. Pisahkan tanah lapisan atas ini, untuk nanti ditebarkan kembali ke dasar kolam. Tanah bagian atas ini kaya akan bahan organik yang berguna bagi kehidupan ikan.
  • Mulai gali kembali permukaan tanah sedalam 60 cm. Bagian tanah yang ini digunakan untuk membuat tanggul. Bersihkan dari batuan, akar atau pun sampah lainnya agar tanggul yang disusun tidak bocor.
  • Tanggul dibuat dengan penampang berbentuk trapesium. Lebar di bagian bawah dan menyempit di bagian atas. Semakin lebar tanggul semakin baik, karena akan semakin kokoh. Tapi tentunya semakin lebar tanggul akan memakan tempat. Sesuaikan lebar tanggul dengan luas kolam.
  • Sebelum tanggul dibuat, sebaiknya gali dasar tanggul sedalam 20-25 cm sebagai pondasi (lihat gambar). Kemudian isi dengan tanah hasil galian dan mampatkan. Tanah galian untuk membentuk tanggul bisa diairi terlebih dahulu agar solid.

b. Tanggul tembok

Tanggul tembok diperlukan apabila kita menginginkan kolam yang lebih permanen dan jenis tanah yang ada tidak memungkinkan untuk membuat tanggul tanah. Tembok bisa digunakan sebagai pelapis atau pembatas. Sebagai pelapis artinya, lapisan tembok hanya memperkuat tanggul tanah. Biasanya diterapkan pada kolam tunggal.
Untuk jumlah kolam yang banyak, biasanya seluruh tanggul dibuat dari lapisan batu-bata dan adukan semen atau dibeton. Tanggul menjadi pembatas antara kolam yang satu dengan kolam yang lain. Pembuatan tanggul dari tembok tentunya memerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada tanggul tanah.

Membuat saluran air

Saluran air masuk dan keluar merupakan bagian vital dari kolam ikan. Saluran ini bertugas menjaga kualitas air kolam. Bila saluran air terhambat, kualitas air kolam akan turun dan bisa menyebabkan kematian pada ikan.
Saluran masuk dan keluar air untuk kolam ikan bisa dibuat lebih dari satu. Pada kolam-kolam yang besar, biasanya dibuat 2-3 pasang saluran air. Pada kolam lebih kecil cukup dibuat satu pasang saluran.
Jarak antar saluran masuk dan keluar harus dibuat sejauh mungkin. Letak saluran masuk dan keluar sebisa mungkin bersilangan jangan sejajar. Gunanya agar terjadi sirkulasi air dalam kolam. Air yang masuk tidak langsung keluar, melainkan menggantikan air lama.

a. Saluran masuk

Saluran masuk bisa dibuat dengan selongsong bambu atau pipa PVC. Pipa diletakkan memotong dan menembus tanggul. Ketinggian pipa sejajar atau lebih tinggi dari permukaan air kolam yang dikehendaki.
Pipa dipasang mendatar, pada bagian pangkal yang mengarah ke luar kolam dipasangi jaring agar tidak ada binatang apapun yang bisa keluar masuk kolam. Berikut gambarnya.
Cara membuat kolam ikan

b. Saluran keluar

Terdapat dua macam saluran keluar untuk kolam ikan, yakni saluran keluar air kolam sebagai sistem sirkulasi dan saluran keluar air kolam untuk pemanenan. Teknik pembuatan kedua saluran tersebut bisa disatukan atau terpisah.
Teknik pertama secara terpisah. Pipa pengeluaran air sirkulasi dibuat di permukaan kolam dan pipa pengeluaran air pemanenan dibuat di dasar kolam. Pipa yang dibuat di permukaan, dipasang melintang pada tanggul. Bagian yang menghadap kolam lebih rendah dari pada bagian yang ada di luar kolam.
Pipa pengeluaran untuk pemanenan dibuat di dasar kolam yang paling rendah. Biasanya dibuat pada saluran kemalir. Pada ujung pipa yang ada di dalam kolam dipasangi katup yang bisa dibuka-tutup.
Teknik kedua secara menyatu. Pipa pengeluaran air dan pemanenan dibuat satu. Untuk membuatnya diperlukan pipa berbentuk “L”, atau pipa menyiku. Pipa ini dibuat di dasar kolam. Pipa yang mengarah ke luar kolam membentuk huruf L menengadah ke atas. Tinggi pipa yang berdiri vertikal sejajar dengan permukaan air kolam. Dengan teknik ini ketinggian air kolam lebih mudah untuk diatur.
Cara membuat kolam ikan

Membuat kemalir

Saluran kemalir merupakan bagian penting dari kolam ikan. Kemalir adalah parit yang ada di dasar kolam, kedalamannya sekitar 20-30 cm. Kemalir berfungsi untuk membantu pemanenan, menampung endapan sisa makanan, mengendapkan lumpur berbahaya dan mengatur aliran air bawah. Jumlah kemalir disesuaikan dengan pintu pengeluaran air.
Cara membuat kolam ikan

Senin, 19 Agustus 2019

Budidaya Cacing Sutera Di Kolam

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Cacing sutra (Tubifex sp) mengandung kandungan yang sangat dibutuhkan sebagai pakan alami dalam kegiatan unit perbenihan, terutama pada fase awal (larva) karena memiliki kandungan nutrisi (protein 75% dan lemak 13%) yang baik untuk pertumbuhan ikan dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, disamping itu harganya lebih murah dibanding artemia. Sementara ketersediannya masih mengandalkan pencarian tangkapan alami yaitu dari parit saluran air yang banyak mengandung bahan organik sisa limbah pasar atau limbah rumah tangga yang mengalir ke saluran pembuangan. Permasalahannya adalah cacing sutra di alam tidak selalu tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan, dimana pada saat itu kegiatan pembenihan lele/patin/gurame/ikan lainnya banyak dilakukan. Bagi daerah diluar pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan atau daerah lainnya yang banyak kegiatan pembenihan dan pembesaran, tetapi sulit memperoleh cacing sutera, maka budidaya ini menjadi salah satu solusi yang efektif.
Berikut dari klasifikasi cacing sutra :
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Tubifisidae
Genus : Tubifex
Spesies : Tubifex sp.
Syarat Hidup Cacing Sutra
Cacing ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil serta ramping dengan panjangnya 1-2 cm, sepintas tampak seperti koloni merah yang melambai-lambai karena warna tubuhnya kemerah-merahan, sehingga sering juga disebut dengan cacing rambut. Cacing ini merupakan salah satu jenis benthos yang hidup di dasar perairan tawar daerah tropis dan subtropis, tubuhnya beruas-ruas dan mempunyai saluran pencernaan, termasuk kelompok Nematoda. Cacing sutera hidup diperairan tawar yang jernih dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bagian-bagian organik yang telah terurai dan mengendap di dasar perairan tersebut (Djarijah 1996).
Cacing sutera merupakan organisme hermaprodit yang memiliki dua alat kelamin jantan dan betina sekaligus dalam satu tubuh. Berkembangbiak dengan bertelur, proses peneluran terjadi di dalam kokon yaitu suatu segmen yang berbentuk bulat telur yang terdiri dari kelenjaar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Telur tersebut mengalami pembelahan, kemudian berkembang membentuk segmen-segmen. Setelah beberapa hari embrio dari cacing ini akan keluar dari kokon. Cacing sutera ini mulai berkembangbiak setelah 7-11 hari (Lukito dan Surip 2007).
Cara mudah budidaya cacing sutra
Induk yang dapat menghasilkan kokon dan mengeluarkan telur yang menetas menjadi tubifex mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Jumlah telur dalam setiap kokon berkisar antara 4-5 butir. Waktu yang dibutuhkan untuk proses perkembangbiakan telur di dalam kokon sampai menetas menjadi embrio tubifex membutuhkan waktu sekitar 10-12 hari. Jadi daur hidup cacing sutera dari telur, menetas hingga menjadi dewasa serta mengeluarkan kokon dibutuhkan waktu sekitar 50-57 hari (Gusrina, 2008).
Manfaat Cacing sutra
Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang dipelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias, karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.
Cara mudah budidaya cacing sutra sebagai berikut :
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam. Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/m2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ m2. Cara pembuatan pupuk :
  • Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
  • Siapkan bakteri probiotik yang mengandung Bacillus sp. untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Bisa didapatkan di poultry shop.
  • Aktifkan/Kembangkan bakterinya dengan cara ¼ sendok makan gula pasir  + 4ml probiotik + dalam 300 ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
  • Campur cairan itu ke dalam 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
  • Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari.
4. Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Pemeliharaan Cacing Sutra
  • Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
  • Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur. Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
  • Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
  • Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
  • Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
  • Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
  • Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
  • Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
  • Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
  • Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya terpisah.
  • Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
  • Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
7. Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
8. Panen
Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan serok halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira – kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya. (bidang budidaya)

Transportasi Ikan Hidup dgn Berbagai Sistem

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si." 

Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai  dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.

Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.

A.    PENGANGKUTAN SISTEM BASAH

Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media pengangkutan) terbagi menjadi dua, yaitu :

(1).     Sistem Terbuka

       Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan.

(2).     Sistem Tertutup

       Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan. Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan (Berka, 1986).

(1).     Kualitas Ikan

       Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya sehat.

(2).     Oksigen

Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.

(3).     Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 8 0C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis.

(4).     Nilai pH, CO2, dan amonia

Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.

(5).   Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi

Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi tidak boleh lebih dari 1 : 3 . Ikan-ikan lebih besar, seperti induk ikan dapat ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan kecil perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh kondisi apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sbagai alternatif pengganti energi yang digunakan.

          Beberapa permasalahan dalam pengangkutan sistem basah adalah selalu terbentuk buih  yang disebabkan banyaknya lendir  dan kotoran ikan yang dikeluarkan. Kematian diduga karena pada saat diangkut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi, yaitu 1 : 3 atau 1 : 4 bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat meningkatkan volume ikan yang diangkut.

       

B. Transportasi Sistem Kering (Semi Basah)

Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin besar .

          Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunkan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.

          Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, karena pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada saat ikan dalam keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui lapisan inilah oksigen masih diserap .

PEMINGSANAN IKAN

Kondisi pingsan merupakan kondisi tidak sadar yang dihasilkan dari sistem saraf pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan atau mati rasa pada ikan berarti sistem saraf kurang berfungsi ..

Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu rendah, pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan penyetruman menggunakan arus listrik.

1.     Pemingsanan dengan penggunaan  suhu rendah .

Metode pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

q  penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang bersuhu 100 – 150C. Sehingga ikan akan pingsan.

q  Penurunan suhu secara bertahap, dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan.

2. Pemingsanan ikan dengan bahan anestasi (bahan pembius)

Bahan anestasi yang dapat digunakan untuk pembiusan ikan adalah :


No

BAHAN

DOSIS

1

MS-222

0.05 mg / l

2

Novacaine

50 mg / kg berat ikan

3

Barbitas sodium

50 mg / kg berat ikan

4

Ammobarbital sodium

85 mg / kg berat ikan

5

Methyl paraphynol (dormisol)

30 mg / l

6

Tertiary amyl alcohol

30 mg / l

7

Choral hydrate

3-3.5 g lt

8

Urethane

100 mg / l

9

Hydroksi quinaldine

1 mg / l

10

Thiouracil

10 mg / l

11

Quinaldine

0.025 mg / l

12

2-Thenoxy ethanol

30 – 40 ml / 100 lt

13

Sodium ammital

52 – 172 mg / l


Selain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan menggunakan zat  caulerpin  dan caulerpicin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.

Pembiusan  ikan dikatakan berhasil bila memenuhi tiga kriteria, yaitu :

1       Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan terjadi dalam waktu tiga menit atau kurang, sehingga ikan lebih mudah ditangani.

2.     Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.

3.  Tidak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran

Proses pembiusan ikan meliputi 3 tahap yaitu :

1.       Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam muara pernapasan organisme

2.       Difusi membran dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahan pembius ke dalam darah.

3.       Sirkulasi darah dan difusi jaringan menyebarkan subtansi ke seluruh tubuh. Kecepatan distribusi dan penyerapan oleh sel bergantung pada persediaan darah dan kandungan lemak pada setiap jaringan sehingga bahan anestasi juga harus mudah larut dalam air dan lemak.

3. Pemingsanan Ikan dengan Arus Listrik

Arus listrik yang aman digunakan untuk pemingsanan ikan adalah yang mempunyai daya 12 volt, karena pada 12 Volt ikan mengalami keadaan pingsan lebih cepat dan tingkat kesadaran setelah pingsan juga cepat.

PENGEMASAN

Pada pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Menurut Wibowo (1993), yang dimaksud dengan bahan pengisi dalam pengangkutan ikan hidup adalah bahan yang dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan untuk menahan ikan dalam posisinya. Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi memiliki fungsi antara lain mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam kemasan, menjaga lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hidup serta memberi lingkungan udara dan kelembaban memadai untuk kelangsungan hidupnya.

Media pengisi yang sering digunakan dalam pengemasan adalah serbuk gergaji, serutan kayu, serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan karung goni sudah tidak digunakan karena hasilnya kurang baik. Jenis serbuk gergaji atau serutan kayu yang digunakan tidak spesifik, tergantung bahan yang tersedia.Dari bahan pengisi yaitu sekam padi, serbuk gergaji, dan rumput laut , menururt Wibowo (1993) ternyata sekam padi dan serbuk gergaji merupakan bahan pengisi terbaik karena memiliki karakteristik, yaitu :

q  Berongga

q  Mempunyai kapasitas dingin yang memada

q  Tidak beracun, dan

q  Memberikan RH tinggi.

Media serbuk gergaji memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis media lainnya. Keunggulan tersebut terutama pada suhu. Serbuk gergaji mampu mempertahankan suhu rendah lebih lama yaitu 9 jam tanpa bantuan es dan tanpa beban di dalamnya. Sedangkan rumput laut kurang efektif karena menimbulkan lendir dan bau basi selama digunakan