Kamis, 08 Agustus 2019

Teknik Membuat Nila Unggul Gesit

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

PENDAHULUAN

Potensi untuk pengembangan usaha perikanan budidaya di Indonesia sangat besar. Bila potensi ini dikelola dengan baik, akan dapat menjadi andalan sumber pertumbuhan ekonomi. Pada saat ini teknologi pembenihan dan pembesaran berbagai komoditas ikan budidaya bernilai ekonomis telah dapat dikembangkan dengan baik, antara lain adalah udang, kerapu, kakap, nila, bandeng, patin, lele, gurame dan ikan mas. Agar kegiatan usaha budidaya ikan dapat berlangsung sepanjang tahun dengan produksi maksimal, diperlukan kontinuitas benih ikan baik dalam jumlah maupun mutu. Dengan demikian produksi budidaya ikan dapat lebih terjamin dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional (Nurjadna, 2008)
Di dalam budidaya ikan nila dewasa ini banyak dikembangkan berbagai teknologi dalam rangka peningkatan mutu induk ikan nila. Hal ini disebabkan pada saat ini telah banyak terjadi penurunan kualitas induk ikan nila. Oleh karena itu kebutuhan induk bermutu sangat diharapkan dalam rangka memperoleh benih yang berkualitas.Salah satu teknologi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ini adalah dengan melakukan kegiatan produksi benih ikan berkualitas (unggul) melalui teknik-teknik tertentu.
Kulalitas benih merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya karena akan berpengaruh pada produksi dari budidaya yang kita lakukan. Penggunaan benih yang berkualitas dan kuantitasnya mencukupi pada saat proses budidaya, merupakan hal yang pokok untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini tengah dilakukan oleh balai risert dan teknologi yang ada di Indonesia supaya bisa memenuhi kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, dengan cara melakukan breeding program yaitu melakukan selektif breeding, hibridisasi/out breeding/croos breeding, inbreeding, monosex/sereversal, serta kombinasi dari beberapa program tersebut.
Salah satu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan benih ikan nila gesit adalah dengan melalui proses pemuliaan ikan nila yang  diarahkan untuk memproduksi benih ikan nila monosex jantan  yang bertjuan untuk memperoleh benih penjantan saja.

ISI
Ikan nila gesit dihasilkan melalui serangkaian riset panjang yang diinisiasi oleh Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT yang kemudian bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institus Pertanian Bogor (IPB) dan Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Untuk mendapatkan induk ikan yang unggul dilakukan program seleksi dengan  menerapkan beberapa program pengembangbiakan antara lain dengan kegiatan selective breeding, hibridisasi/outbreeding/ crossbreeding, inbreeding, mono- seks/seks reversal atau kombinasi beberapa program breeding. Induk yang unggul akan menghasilkan benih yang unggul sehingga dengan memelihara benih unggul proses budidaya akan menguntungkan dengan melihat laju pertumbuhan ikan yang optimal sehingga produktivitas budidaya ikan akan meningkat (Irawan et al., 2009).
Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus, akhirnya dapat dihasilkan ikan nila jantan super-YY yang telah dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, dengan nama nila gesit.
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Ikan nila menurut Trewavas (1982) dalam (Khairuman, 2002) di klasifikasikan sebagai berikut :
Kelas               : Osteichthyes
Sub-kelas        : Acanthoptherigii
Crdo                : Percomorphi
Sub-ordo         : Percoidea
Famili                         : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis niloticus.
Bibit ikan nila biasanya didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Pada umumnya populasi induk betina yang  dihasilkan secara alami terbatas (1 betina: 2 jantan), sedangkan kebutuhan induk betina dalam satu paket lebih banyak dari jantan (3 betina : 1 jantan), maka diperlukan suatu teknologi untuk menghasilkan populasi tunggal kelamin betina. Dalam rangka upaya untuk menghasilkan populasi induk betina sebagai pasangan induk ikan nila GESIT, maka dilakukan rekayasa teknologi untuk memperoleh induk jantan fungsional XX. Induk jantan fungsional yang secara genetis mempunyai kromosom XX ini, apabila dikawinkan dengan betina normal (XX), maka akan memperoleh keturunan semua betina (Solikhah dalam Sumantadinata, 2007)
Nama gesit diambil dari frase Genetically Supermale Indonesian Tilapia yang berarti ikan nila yang secara genetis diarahkan menjadi jantan super, asli produk anak negeri. Secara genetik ikan nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain.  Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah.
Ikan nila gesit merupakan ikan nila jantan YY dari hasil rekayasa kromosom dengan penggunaan hormon estradiol 17β dan metil testosteron. Keunggulan ikan nila gesit dibandingkan dengan ikan nila biasa adalah persentase benih nila jantan YY yang dihasilkan dari proses pemijahan sebesar 96-100 persen dan secara ekonomis pertumbuhan ikan nila gesit 1,6 kali lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan ikan nila biasa.
Ikan nila jantan normal memiliki kromosom XY, jika dikawinkan dengan betina normal yang memiliki kromosom XX akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 60% jantan dan 40% betina. Sedangkan GESIT memiliki kromosom YY.  Hasil perbaikan genetik ini apabila dikawinkan dengan ikan nila betina normal akan menghasilkan keturunan 98-100% berkelamin jantan dengan kromosom XY (GMT/Genetically Male Tilapia).
Nila gesit memiliki pertumbuhan yang cepat, yakni lima hingga enam bulan untuk mencapai berat 600 gram. Hasil riset memperlihatkan bahwa ikan nila berkelamin jantan tumbuh lebih cepat dibanding betinanya. Dengan demikian, produksi ikan nila dapat diarahkan pada produksi ikan nila berkelamin jantan (monosex male) yang dapat tumbuh lebih cepat untuk meningkatkan efisiensi usaha guna memenuhi permintaan ekspor.
Saat ini ikan nila gesit telah diproduksi di Balai Besar Pengembangan  Budi Daya Air Tawar Sukabumi dan selanjutnya dapat dikembangkan oleh pihak  Pemerintah dan swasta. Pengujian multilokasi dan multilingkungan masih perlu dilakukan untuk mengetahui performanya pada lokasi dan lingkungan yang berbeda, sebelum diproduksi secara massal untuk kemudian dikembangkan secara luas oleh masyarakat pembudidaya.
Karena pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat, maka hal ini menjadi jawaban untuk efisiensi usaha budidaya ikan nila.  Sementara pengarahan kelamin (sex reversal) secara hormonal mendapat penolakan, tentunya budidaya ikan nila GMT membuka peluang untuk dapat memenuhi tuntutan pasar ekspor yang meminta ukuran diatas 600 g/ekor. Satu hal yang selama ini sulit dipenuhi.
Tilapia Supermale, YY Tilapia, merupakan sebutan umum bagi produk sejenis yang selama ditawarkan.  Adapun gesit, seperti diungkapkan sebelumnya, adalah hasil karya anak bangsa. Melalui rangkaian riset yang diinisiasi oleh Pusat Teknologi Produksi Pertanian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Kalutan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor dan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar yang merupakan salah satu UPT lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan. Teknologi produksi ikan nila gesit merupakan inovasi teknologi perbaikan genetik untuk menghasilkan keturunan ikan nila yang berkelamin jantan melalui program pengembangbiakan yang menggabungkan teknik feminisasi dan uji progeni untuk nila jantan yang memiliki kromosom YY (YY genotypes).
Kendala budidaya nila gesit ini adalah lamanya proses produksi sehingga menyebabkan jumlah benih yang dihasilkan dalam pembenihan ikan nila Gesit sangat terbatas. letak geografis balai yang berada di daerah basah menyebabkan sering terjadi serangan parasit maupun jamur pada benih dan induk ikan serta penggunaan peralatan pembenihan yang sama untuk semua kolam mengakibatkan penyebaran parasit serta jamur dalam waktu yang relatif singkat sehingga terjadi kematian pada benih ikan nila Gesit.

KESIMPULAN
Secara genetik ikan nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain
Pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat, maka hal ini menjadi jawaban untuk efisiensi usaha budidaya ikan nila.
Ikan nila jantan dengan kromosom YY atau ikan nila gesit apabila dikawinkan dengan betina normalnya (XX), akan menghasilkan keturunan yang seluruhnya berkelamin jantan XY (genetically male tilapia)
Teknologi produksi ikan nila gesit merupakan inovasi teknologi perbaikan genetik untuk menghasilkan keturunan ikan nila yang berkelamin jantan melalui program pengembangbiakan yang menggabungkan teknik feminisasi dan uji progeni untuk nila jantan yang memiliki kromosom YY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar