Kamis, 22 November 2018

Penyakit Pada Ikan Hias

Beberapa Penyakit Ikan Hias

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Dalam melakukan pemeliharaan Ikan Hias, kita harus menjaga agar ikan selalu dalam keadaan sehat. Agar ikan tidak terkena Penyakit-penyakit yang dapat membuat ikan menjadi sakit. Ikan yang sakit akan menyebabkan beberapa kendala seperti :


Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Kutu Ikan adalah salah satu jenis hama yang biasa menyerang Ikan Hias

  • Pertumbuhan yang lambat
  • Perkembangan tubuh tidak sempurna atau cacat
  • Warna Ikan tidak menarik
  • Gerakan ikan lemah dan lambat
  • dan berujung hingga Kematian Ikan
Oleh karena itu selama memelihara ikan dilakukan pengamatan kesehatan ikan. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan memperhatikan jenis penyakit yang menyerang Ikan hias di dalam wadah pemeliharaan. Jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang Ikan Hias antara lain adalah :

1. Penyakit Bintik putih (White Spot)

Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Penyakit bintik putih atau White Spot merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menyerang ikan dan tergolong sulit diberantas. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa yang diberi nama Ichtyopthirius multifilis sehingga sering pula disebut penyakit Ich. Protozoa tersebut bersarang dan menyerang lapisan lendir di kulit, sirip, dan insang ikan. Binatang yang sangat kecil tersebut hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Namun, karena jumlahnya yang sangat besar dan bergerombol maka akan tampak terlihat bintik-bintik putih yang dalam bahasa inggris disebut White Spot.
Serangan parasit ini dapat menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada kondisi yang parah, dapat menyebabkan kematian pada ikan. Penyakit ini dengan sangat mudah menular kepada ikan-ikan yang lain.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Adanya bintik-bintik putih pada tubuh
  • Frekuensi pernafasan ikan meningkat
  • Warna badan pucat
  • Sering mengambil udara di permukaan air
  • Malas berenang
  • Sering menggosok-gosokkan tubuh pada benda-benda keras seperti lantai dan dinding aquarium.
  • Lendir tubuh semakin banyak
  • Sering mengapung di permukaaan air

Cara Pemberantasan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Ikan dipindahkan ke wadah yang terpisah dari ikan-ikan lain ( dikarantina)
  • Teteskan Blitz Ich (cairan obat warna biru) sebanyak 1 tetes untuk setiap liter atau Anda juga bisa menggunakan obat lainnya
  • Campurkan Gold 100 sebanyak 5-10 gram untuk setiap 500 liter air.

2. Infeksi Jamur

Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Jamur Achlya dan Saprolegnia adalah penyebab penyakit ini yang yang menyerang hampir seluruh jenis ikan. Kedua jamur tersebut berbentuk benang-benang halus yang berwarna putih kecoklatan. Tumbuh pada lingkungan yang kotor dan mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Jamur ini sering tumbuh disekitar luka pada tubuh ikan.
Serangan awal jamur ini tidak terlalu membahayakan namun apabila dibiarkan maka akan tumbuh semakin banyak yang dapat menyebabkan ikan kukurangan nutrisi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tubuh ikan kurus
  • Tumbuh benang-benang halus disekitar luka yang terdapat pada tubuh ikan.

Cara Pemberantasan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Mengganti air
  • Menjaga kualitas air
  • Rendam Ikan dalam larutan PK. sedikit PK (kurang lebih seujung korek api) dalam 2 liter air selama 10 menit
  • Pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turut.

3. Busuk Sirip

Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Penyakit busuk sirip ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian sirip yang memang sudah terluka. Serangannya dapat menyebabkan sirip ekor busuk sehingga yang tertinggal hanya bagian dekat pangkal ekor. Sering pula serangan bakteri ini di ikuti dengan serangan penyakit lain yang menyebabkan kondisi ikan semakin parah.

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Merendam Ikan dengan antibiotik acriflavin 100 ppm (part per million atau bagian per sejuta (selama 11 menit,
  • atau Sulphonamid 50 ppm selama 5 jam 

4. Gatal

Protozoa Trichodimiasis domerguei adalah penyebab penyakit gatal pada ikan. Menyerang ikan daya tahan tubuhnya sedang menurun karena luka, stres, dan juga sakit.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tampak bintik-bintik putih keabu-abuan pada bagian tubuh ikan terutama kepala dan punggung
  • Nafsu makan hilang
  • Ikan kurus dan lemah
  • Lendir bertambah banyak sehingga ikan tampak mengkilat
  • Pendarahan pada bagian tubuh ikan
  • Sering menggantung di permukaan air

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Merendam ikan dalam larutan formalin 25 ppm selama 5-10 menit, diulangi 2 kali selama 15 hari atau
  • Rendam ikan dalam larutan 30 ppm.

5. Busuk Insang 

Penyakit busuk insang disebabkan oleh sebangsa jamur. Tergolong penyakit berbahaya yang menyebabkan kerugian besar karena terjadinya kematian massal pada ikan. Hidup pada lingkungan kotor dan mengandung bahan organik tinggi. Pengobatannya belum diketahui sampai sekarang, yang dilakukan adalah menjaga kualitas air agar tetap bersih dan memenuhi persyaratan hidup ikan.

6. Cacing jangkar

Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Disebut cacing jangkar karena pada bagian kepalanya terdapat alat yang menyerupai jangkar. Dengan jangkar ini binatang tersebut dapat menempelkan dirinya ke tubuh ikan. Cacing jangkar (Lernea sp.) menempel keras dan menghisap cairan tubuh ikan sehingga bagian tubuh yang tertusuk akan mengalami luka dan pembengkakan. Luka pada tubuh dapat menyebabkan terinfeksi penyakit lain.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tubuh ikan menjadi kurus
  • Luka atau pembengkakan bagian tubuh
  • Cacing jangkar dewasa yang menempel di tubuh ikan akan terlihat dengan mata telanjang

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Rendam ikan dalam larutan tetrasiklin 250 miligram/500 liter air selama 2-3 jam
  • Ulangi perendaman selama 3-4 hari berturut-turut.
  • Apabila ada cacing yang menempel, potong tubuhnya kemudian dibakar.

7. Kutu Ikan

Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Hias
Kutu Ikan mempunyai bentuk oval atau bulat pipih dan berwarna bening. Kutu ikan mempunyai alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang, kulit, sirip, dan menghisap sari makanan dari tubuh ikan.
Kutu ikan atau Argulus indicus tidak menyebabkan kematian pada ikan. tetapi lama-kelamaan ikan akan menjadi kurus dan lemah, sehingga akan mudah terserang penyakit oleh parasit lain.
Kait kutu ikan dapat menimbulkan lubang kecil yang dapat menyebabkan infeksi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan

  • Tubuh ikan menjadi kurus
  • Gerakannya lemah
  • Bekas gigitannya terlihat berwarna kemerahan
  • Bila dalam jumlah banyak akan terlihat disekitar insang dan sirip ikan

Cara Pengobatan

Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
  • Buat Larutan Permanganat Kalium (PK) 1,5 sendok teh PK dicampur dengan 1000 liter air.
  • Rendam ikan selama 30-60 menit
  • Ulangi 3-4 hari bila ikan belum sembuh total

Penanggulangan Penyakit Ikan Mas

Cara Praktis Pengobatan Ikan Mas
Hasil gambar untuk gambar ikan mas
Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Saat Anda berbudidaya ikan mas, pengganggu seperti penyakit mungkin saja bisa menghambat hasil produksi budidaya. Anda perlu mengenal penyakit ikan mas yang biasa menyerang untuk mengantisipasi dan meminimalisir hal itu terjadi dan Anda juga bisa memilih penanganan yang tepat.
penyakit ikan mas
Penyakit adalah suatu gejala fisiologis pada ikan yang menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan ikan bahkan dapat menyebabkan kematian pada ikan tersebut. Berikut ini penyakit yang sering menyerang ikan mas.
  1. Bintik putih (white spot)
Penyakit bintik putih disebabkan oleh Ichthyophthirius multifiliis. Gejala yang ditimbulkan jika terserang penyakit ini, yaitu terdapat bintik putih berlendir pada permukaan tubuh dan insang ikan mas, gerakan ikan menjadi lambat dan juga sulit bernapas. Apabila sudah parah, biasanya akan terjadi pendarahan pada bagian sirip dan tertutup oleh lendir, ikan akan memiliki gerakan yang lamban dan muncul ke permukaan.

Untuk mencegahnya, Anda harus selalu menjaga kualitas air dan usahakan sirkulasi air selalu mengalir. Untuk menangani penyakit ini, Anda dapat melakukan perendaman pada ikan menggunakan methylen blue 1% dengan air selama 24 jam atau bisa juga dengan merendamnya dalam larutan garam dapur selama 10 menit.
  1. Bengkak insang dan badan
Penyakit ini disebabkan oleh myxospores. Gejala yang timbul, yaitu insang selalu terbuka, ada bintil putih kemerahan, dan terjadi pendarahan pada bagian punggung. Untuk melakukan pencegahaan pada penyakit ini, Anda dapat melakukan penjemuran kolam sebelum melakukan budidaya.
  1. Cacing insang dan kulit
Penyakit cacing insang dan kulit disebabkan oleh cacing kulit (Gyrodactylus) dan cacing insang (Dactylogyrus). Gejala yang ditimbulkan, yaitu terjadi pendarahan dan penebalan pada bagian insang, ikan terlihat menggososk-gosokan badannya pada dasar atau dinding kolam, terkadang sirip ikan mengalami kerontokan, ikan kurus, dan sisiknya pun buram.
  1. Kutu ikan (argulosis)
Gejala yang ditimbulkan bila terserang penyakit ini, yaitu terdapat bercak merah pada sirip, kulit dan insang serta ikan akan terlihat kurus. Penanganan pada ikan yang telah terserang penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam larutan garam dapur selama 15 menit

Hama Dan Penyakit Ikan Lele

Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Lele
Hasil gambar untuk gambar ikan lele sakit
Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.

Pengendalian hama ikan lele

Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.

Pengendalian penyakit ikan lele

Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
  • Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
  • Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
  • Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
  • Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
  • Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:
  • Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
  • Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
  • Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
  • Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.

Hama Dan Penyakit Ikan Nila

Pengenalan Hama Dan Penyakit Ikan Nila
Hasil gambar untuk gambar ikan nila sakitSerta Cara Pengobatannya

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Hama & Penyakit Ikan – Definisi atau pengertian hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan) baik yang berukuran tubuh lebih kecil, sama ataupun lebih besar dari tubuh ikan yang keberadaannya tidak diinginkan karena mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Dengan kata lain hama ikan adalah semua makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun menjadi pesaing hidup dalam suatu habitat ikan. Sedangkan definisi penyakit pada ikan adalah suatu gejala fisiologis ikan yang disebabkan oleh suatu parasit atau faktor lingkungan yang tidak sesuai. Munculnya penyakit pada ikan selain dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang menyebabkan penyakit tersebut. Ikan nila adalah ikan air tawar yang tahan penyakit dan bandel. Serangan penyakit pada ikan nila jarang ditemukan mewabah secara besar-besaran. Namun bukan berarti hama maupun penyakit pada ikan nila boleh dianggap sepele. Serangan penyakit pada ikan nila bisa saja datang dan pembudidaya tetap harus waspada.

6 Jenis Hama Utama Ikan Nila dan Cara Pengendaliannya

a).    Bebeasan (notonecta) – Hama ini cukup berbahaya bagi ikan nila, terutama benih ikan yang masih kecil karena sengatannya. Pengendalian hama bebeasan dapat dilakukan dengan menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
b).    Ucrit (larva cybister) – Hama ini menyerang ikan nila dengan cara menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian : hama ini sulit diberantas, hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
c).    Kodok – Kodok adalah musuh utama bagi telur-telur ikan, hama ini suka memangsa telur ikan hingga habis tidak tersisa. Pengendalian hama kodok pada budidaya ikan nila dilakukan dengan sering membuang telur kodok yang mengapung, menangkap dan membuang hidup-hidup. 
d).    Ular – Ular menyerang benih dan ikan kecil dan memangsanya.  Pengendalian hama ular pada budidaya ikan nila dilakukan dengan penangkapan dan pemagaran kolam menggunakan jaring.
Konten menarik lainnya
e).    Lingsang – Hama ini adalah binatang yang sangat rakus memangsa ikan. Linsang menyerang dan memakan ikan pada malam hari. Pengendalian hama linsang pada budidaya ikan nila dilakukan dengan memasang jebakan berumpun dan memagari kolam menggunakan jaring.
f).    Burung – Burung biasanya menyukai dan memakan benih dan ikan-ikan kecil meskipun tidak jarang memakan ikan dewasa.  Pengendalian hama burung pada budidaya ikan nila dilakukan dengan cara memasang penghalang bambu diatas permukaan kolam agar supaya burung sulit sulit menerkam, memasang jaring diatas permukaan kolam, diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang diatas kolam.

4 Jenis Penyakit Berbahaya pada Ikan Nila dan Cara Pengendaliannya

a).    Penyakit Parasit pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Trichodina sp.

 Trichodina sp. adalah mikroorganisme parasit yang sering menyerang ikan air tawar, seperti ikan nila. Trichodina sp. biasanya menyerang bagian luar tubuh ikan, yaitu kulit, sirip dan insang. Gejala serangan Trichodina sp. pada ikan nila yaitu terlihat adanya luka pada bagian tubuh ikan yang diserang.
Pengendalian penyakit kulit, sirip dan insang ikan nila :
 –    Mengganti air kolam secara teratur
    –    Memasang filter air (bak pengendapan) pada instalasi pengairan kolam
    –    Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.
    –    Lakukan pengobatan secara teratur setiap 3 hari sekali sampai ikan benar-benar sembuh.

b).    Penyakit Parasit pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Epistylis spp.

 Epistylis spp. merupakan mikroorganisme parasit yang sering menyerang bagian luar tubuh ikan nila. Bagian tubuh yang sering diserang Epistylis spp. adalah kulit, sirip ikan dan insang. Gejala serangan terlihat adanya perubahan warna insang menjadi merah kecoklatan, gangguan pernapasan pada ikan/ikan sulit bernapas, gerakan ikan lambat, dan pertumbuhan ikan terhambat. Penyakit ini menular melalui kontak langsung antara ikan yang sakit dengan ikan sehat.
Pengendalin penyakit insang, kulit dan sirip pada ikan nila :
    –    Mengambil ikan yang sakit dan memeliharanya pada kolam karantina. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan terhadap ikan yang sehat.
    –    Menjaga kualitas air,
    –    Padat tebar tidak melebihi kapasitas kolam,
    –    Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit,
    –    Pengobatan dilakukan beberapa kali sampai ikan sembuh.

c).    Penyakit Jamur pada Ikan Nila yang Disebabkan Oleh Saprolegniasis

Saprolegniasis adalah organisme sejenis jamur/cendawan yang sering ditemukan pada kolam pembenihan ikan nila. Saprolegniasis sering menyerang telur-telur ikan nila, larva dan benih ikan nila. Penyakit ini biasanya menyerang bagian luar tubuh ikan. Gejala serangan terlihat seperti benang-benang halus berwarna putih sampai putih kecoklatan.
Baca juga  Macam-macam HAMA & PENYAKIT IKAN, Karakteristik dan Pengelompokannya
Pengendalian PENYAKIT JAMUR pada ikan nila :
 –    Menjaga kualitas air yang digunakan
    –    Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam, atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
    –    Lakukan pengobatan beberapa kali sampai ikan sembuh

d).    Penyakit Bercak Merah pada Ikan Nila

Penyakit bercak merah pada ikan nila disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Kedua jenis bakteri ini biasanya menyerang bagian luar dan organ dalam tubuh ikan. Gejala serangan penyakit bercak merah pada ikan nila yaitu terjadinya pendarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik ikan nila terkelupas, menimbulkan borok pada kulit ikan nila, perut membusung, dan terjadi pendarahan pada organ hati, ginjal dan limpa. Gejala lain yaitu gerakan ikan melemah dan sering muncul kepermukaan kolam.
Pengendalian penyakit BERCAK MERAH pada ikan nila ;

   –    Menjaga kualitas air,
    –    Mengganti air kolam secara teratur,
    –    Memberi pakan tidak berlebihan,
    –    Mencampur pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10 hari
    –    Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg bobot ikan,
    –    Merendam ikan yang sakit menggunakan kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit,

5 Faktor Utama Penyebab Penyakit pada Budidaya Ikan Nila

Penyakit pada ikan nila terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak. Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Beberapa faktor ynag menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan antara lain sebagai berikut :
a. Adanya serangan organisme parasit
b. Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia beracun)
c. Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
d. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
e. Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetik (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan).

7 Tips Mencegah Serangan Penyakit pada Budidaya Ikan Nila 

Melakukan tindakan pencegahan terjadinya serangan penyakit pada ikan nila jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan melakukan pencegahan setidaknya serangan penyakit ikan nila dapat ditekan seminim mungkin. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan berbagai jenis penyakit pada ikan nila :

a).    Pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen,
b).    Penggunaan bibit ikan yang sehat dan bebas penyakit,
c).    Menghindari penebaran bibit ikan terlalu padat (melebihi kapasitas kolam),
d).    Menggunakan sistem pengairan secara paralel untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit,
e).    Memelihara ikan nila dengan baik dan benar,
f).    Pakan diberikan dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan, sisa-sisa pakan akan mengendap didasar kolam dan menimbulkan pencemaran bau busuk pada air kolam. Hal ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan organisme parasit penyebab penyakit pada ikan nila,
g).    Mengganti air kolam secara teratur.
Selain beberapa organisme penyabab penyakit pada ikan nila diatas, penyakit ikan nila juga dapat disebabkan oleh kualitas air yang buruk, kotoran atau limbah yang ada didasar kolam dapat menimbulkan keracunan pada ikan. Sisa-sisa pakan dan pembusukan material organik di dasar kolam dapat menimbulkan gas beracun, seperti H2S yang menyebabkan keracunan pada ikan nila.

Rabu, 21 November 2018

Panduan Pembuatan Kolam Terpal

 Mudah, Murah Dan Praktis

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Persiapan

Sebelum mulai pembuatan kolam, ada baiknya kita siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang kita akan perlukan agar tidak menghambat dalam proses pembuatan. Jika kita bisa membuatnya sendiri kita hanya perlu bantuan 1 atau 2 orang pekerja. berikut alat dan bahan yang harus dipersiapkan.
  1. Untuk rangka, kita bisa menggunakan bambu, ataupun kayu. Namun saya sarankan agar menggunakan bambu karena lebih tahan air. Lebih direkomendasikan (kalau ada) menggunakan bambu jenis Haur (dalam bahasa sunda, silahkan kalau ada yang tau dalam bahasa indonesianya) karena biasanya tidak lapuk melainkan tumbuh sehingga lebih tahan lama.
  2. Bambu anyam, bambu ini untuk membuat anyaman yang akan ditempatkan untuk dinding kolam agar kolam lebih rapat (anda juga bisa menggunakan cara alternative yang lain).
  3. Terpal, hehe tentu saja kita harus menyediakan terpal, namanya juga mau membuat kolam terpal, siapkan ukuran terpal dengan luas 5 x 8 meter (usahakan yang tebal, kalau ada yang berwarna orange).
  4. Peralatan kerja, disini meliputi, sekop, gergaji, kapak, golok, dan bahan-bahan pelengkap seperti tali tambang ukuran kecil, paku, jangan lupa siapkan makanan yang sehat supaya kerjanya semangat hehe.

Tahap persiapan selesai selanjutnya menuju tahap pembuatan.

Pembuatan Kolam

Berkut langkah-langkah pembuatannya.
  • Potong bambu untuk rangka, siapkan sebanyak 2 buah ukuran 5,5 meter (untuk penahan bagian atas yang panjang), 2 buah ukuran 2,4 meter (untuk penahan bagian atas yang pendek), 6 buah ukuran 2 meter (untuk tiang).
  • Buat anyaman bambu dengan tinggi 1,5 meter dan lebar 5 meter sebanyak 2 buah, dan ukuran 1,5 meter dan lebar 2 meter sebanyak 2 buah.
    CATATAN: langkah ini variatif, artinya bisa dibuat dengan anyaman ataupun dipaku ke tiang itu terserah kepada anda. berikut perbedaannya:
  • Gali tanah dengan ukuran 2 x 5 meter minimal sedalam 60 cm, ini agar kolam lebih kuat menahan beban air.
  • Pasang bambu sehingga membentuk rangka kolam
  • Siapkan terpal, meliputi langkah berikut.
    - Cuci terpal sampai bersih untuk menghindari racun yang masih ada pada terpal
    - Berikan lubang tambahan pada bagian pinggir kolam untuk mengikat terpal.
  • Pasang Terpal pada rangka kolam, ikat dengan tali tambang supaya kuat.
  • Langkah terakhir berikan selang pembuangan air jika diperlukan, selang ini diperlukan untuk mengatur volume air.
Selesai. Berikut kolam ukuran 2 x 5 x 1,5 meter. Dan sudah di isi dengan air




  Tunggu apa lagi ayo mulai sekarang dan coba segera !

Pembuatan Pakan Buatan Ikan

Teknik Pembuatan Pakan Ikan Untuk Pembesaran

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Pakan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang hasil budidaya ikan guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena jika kita menggunakan pakan pelet buatan pabrik akan cukup lumayan mengeluarkan biaya budidaya. Dan untuk menekan biaya budidaya ikan kita dapat mengambil langkah untuk memberikan pakan buatan atau pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan ikan dalam budidaya. Simak di bawah ini adalah cara pembuatan pakan ikan dan nilai kandungan gizi dari hasil pakan buatan.
Pakan Ikan Buatan
Pakan Ikan Buatan : Image Source By Youtube
Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan
Bahan Hewani
Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan.
Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%.
Kandungan gizi :
Protein = 22,65%; 
Lemak = 15,38%; 
Abu = 26,65%; 
Serat = 1,80%; 
Air = 10,72%; 
Nilai ubah = 1,5– 3.
Cara pembuatannya :
Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
Cara pembuatan : 
Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizi :
Protein: Udang rebon = 59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); 
Lemak = 3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); 
Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); 
Abu = 11,41% (Benawa); 
Serat = 11,82% (Benawa); 
Air = 21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,
Nilai ubah: Benawa = 4–6.
Tepung Kepala Udang
1. Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
2. Cara pembuatannya: 
Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.
Kandungan gizinya :
Protein = 53,74%; 
Lemak= 6,65%; 
Karbohidrat= 0%; 
Abu= 7,72%; 
Serat kasar= 14,61%; 
Air= 17,28%.
Bahan Nabati
Dedak
Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras,Kandungan gizi :
Protein = 11,35%, 
Lemak = 12,15%, 
Karbohidrat = 28,62%,
Abu = 10,5%, 
Serat kasar = 24,46%, 
Air = 10,15%, 
Nilai ubah = 8.
Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard”Kandungan gizi:
Protein = 11,99%, 
Lemak = 1,48%, 
Karbohidrat = 64,75%, 
Abu = 0,64%, 
Serat kasar = 3,75%, 
Air = 17,35%, 
Nilai ubah = 2-3.
Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu:
Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah;
Jagung putih, mengandung protein dan energi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
Cantel/Sorgum
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik.
Kandungan gizi : 
Protein = 13,0%, 
Lemak = 2,05%, 
Karbohidrat = 47,85%, 
Abu = 12,6%, 
Serat kasar = 13,5%, 
Air = 10,64%, 
Nilai ubah = 2-5.
Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.
Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%.
Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak.
Kandungan gizi :
Protein = 39,6%, 
Lemak = 14,3%,
Karbohidrat = 29,5%, 
Abu = 5,4%, 
Serat = 2,8%, 
Air = 8,4%, 
Nilai ubah = 3-5.
Tepung Ampas Tahu
Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.
Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang.
Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya.
Kandungan gizi :
Protein = 47,9%, 
Lemak = 10,9%, 
Karbohidrat = 25,0%, 
Abu = 4,8%, 
Serat kasar = 3,6%, 
Air = 7,8%, 
Nilai ubah = 2,7-4.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
Kandungan gizi :
Protein = 17,09%, 
Lemak = 9,44%, 
Karbohidrat = 23,77%, 
Abu = 5,92%, 
Serat kasar = 30,4%, 
Air = 13,35%.
Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya.
Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%.
Kandungan gizinya :
Protein = 27,4%, 
Lemak = 5,6%, 
Karbohidrat = 18,6%, 
Abu = 7,3%, 
Serat kasa = 25,3%, 
Air = 6,1 %.
Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak.
Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu.
Kandungan gizi :
Protein = 19,4%, 
Lemak = 19,5%, 
Asam lemak linoleat = 47,8%, 
Asam lemak palmitat = 23,4%, 
Asam lemak oleat = 22,9%.
Pembuatan Pakan Buatan
Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bentuk Larutan Emulsi
Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.
Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan akhirnya 1 g vitamin.
Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.
Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.
Bentuk Larutan Suspensi
20 g kedele direbus sampai masak, agar zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik diberi perlakukan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.
Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata.
 Digunakan untuk makanan burayak.
Bentuk Roti Kukus
Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sampil terus diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.
Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.
Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.
Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari.
Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.
Bentuk Pellet
Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering dan gumpalan (pasta).
Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.
Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak cepat dingin.
Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.
Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotongpotong sepanjang 3 cm.
Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10- 20%. Pengeringan dihentikan apabila pelet kering, keras dan mudah patah.
Bentuk Remah dan Tepung
Keduanya berasal dari pellet yang sudah kering. Pellet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butiran tergantung kendor kencangnya setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling.
Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan.
Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105 mikron.
Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.
Bentuk Lembaran
Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.
Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan mengental menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipistipis dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium, kemudian dipanggang sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.
Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.

Ternak Kutu Air Untuk Pakan Ikan

Budidaya Kutu Air Dengan Bahan Sederhana
Budidaya Kutu Air daphnia sp
Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM.M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Cara Ternak Kutu Air adalah  membudidayakan kutu air guna untuk mendapatkan jumlah masal sesuai dengan kehendak pemilik, untuk memenuhi kebutuhan gizi larva ikan. Kutu air pada dasarnya merupakan pemakan zat renik di air. Kutu air sendiri tidak bertelur melainkan melahirkan embrio kecil calon kutu air. Anda dapat memperoleh kutu air dengan membelinya di pedagang ikan hias. 

kutu air menggunakan kol, ragi, kotoran ayam, green water
Kutu air merupakan jenis makanan yang hampir sama dengan budidaya artemia, walaupun berbeda cara budidayanya tetapi bentuk nya hampir sama, tetapi Kutu air lebih cenderung untuk ikan air tawar, sedangkan artemia untuk ikan laut atau payau, walaupun sebenarnya sama saja untuk pemberian pakan. Tergantung tempat anda dalam menemukan organisme tersebut apakah mudah atau sulit.

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengkultur kutu air. Jika diperhatikan semua metode hampir sama. Hanya saja media dan pengaplikasikannya yang berbeda.

Kandungan Gizi Kutu Air sebagai Pakan Alami

Kutu air jenis Moina mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari dengan jumlah anak selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali beranak rata-rata berselang 1,25 hari, dengan rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina adalah sekitar 13 hari.

Jenis HewanProteinLemak
Moina37,38%13,29%
Daphnia 42,65%8%

Jenis kutu air cocok untuk pakan larva ikan umur 2-6 hari,Moina dikenal dengan nama "kutu air". Jenis kutu ini mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris tengah antara 0,9 - 1,8 mm. Moina biasa hidup pada perairan yang tercemar bahan organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada perairan yang banyak terdapat kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai kisaran suhu antara 14-30 ° C dan pH antara 6,5 - 9.

Kutu air  Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yang tidak terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima pasang alat tambahan. Daphnia mulai berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap selang waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak rata-rata sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama hidupnya mampu menghasilkan anak kurang lebih 558 ekor.

Perkembangbiakan kutu air jenis Daphnia membutuhkan oksigen, kekurangan oksigen akan membentuk hemoglobin, kondisi ini daphnia akan berwarna merah yang akan menyebabkan kematian

Perbedaan moina dengan daphnia, Moina ukuran lebih kecil cocok untuk ikan hias seperti ikan tetra neon, cardina, zebra, amandae, cupang dan ikan ikan hias kecil. Moina umurnya lebih  pendek lebih kuat terhadap oksigen
sedangkan daphnia umur lebih lama, ukuran lebih besar cocok untuk anakan ikan konsumsi, ikan lele, nila, gabus, dan sebagainya.
Efektif untuk umur anakan ikan 2-10 hari. lebih lama bisa tapi kebutuhan makan lebih banyak. 

Cara budidaya kutu air adalah sebagai berikut :
Cara pertama (kotoran dan ampas kelapa)
Bahan yang diperlukan untuk pengkulturan. kita harus menyiapkan bahan serta alat yang akan kita gunakan dalam pengkulturan budidaya kutu air, meliputi:
  • Bak atau ember plastik yang berukuran lebar
  • Pupuk sebagai pakan kutu air (kotoran ayam/kambing dan ampas parutan kelapa)
  • Aerator untuk menjaga kandungan oksigen terlarut dalam air
  • Bibit kutu air sebanyak dua gelas

Cara Melakukan pengkulturan. 
kita siapkan:
  • Isi bak atau ember dengan air secukupnya. Patut diketahui bahwa agar diperoleh kutu air diperlukan media dengan penampang yang lebar bukan tinggi.
  • Lakukan pemupukan dasar dengan cara menebarkan kotoran ayam. Biarkan selama beberapa hari sampai warna air mulai menghijau pertanda alga mulai tumbuh.
  • Letakkan media di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung atau gunakan penutup seperti triplek atau seng.
  • Masukkan starter kutu air dan berikan aerasi dengan kekuatan udara yang kecil. Tunggu sampai satu pekan maka anda akan puas dengan hasilkerja keras anda.
Untuk menjaga kuantitas kutu air maka dilakukan pemupukan rutin setiap dua pekan dengan mencampurkan kotoran dengan ampas kelapa. Peras dengan kain hingga mengeluarkan air sebagai pakan kutu air.

Cara Budidaya Kutu air yang tipe kedua (susu)
Sebenarnya cara hampir mirip hanya menggunakan media yang berbeda.
Bahan serta alat yang akan kita gunakan dalam pengkulturan kutu air, meliputi:
  • Bak atau ember plastik yang berukuran lebar
  • Aerator untuk menjaga kandungan oksigen terlarut dalam air
  • Bibit kutu air sebanyak dua gelas
  • Susu bubuk dan teh sebagai pakan kutuair
Setelah bahan lengkap mulai dilakukan pengkulturan:
  • Isi bak atau ember dengan air secukupnya. Patut diketahui bahwa agar diperoleh kutu air diperlukan media dengan penampang yang lebar bukan tinggi.
  • Lakukan pemupukan dasar dengan cara menebarkan susu bubuk sebanyak satu sendok dan segelas seduahan teh untuk satu ember besar. Biarkan selama beberapa hari sampai warna air mulai berubah kecoklatan pertanda alga mulai tumbuh.
  • Letakkan media di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung atau gunakan penutup seperti triplek atau seng.
  • Masukkan starter kutu air dan berikan aerasi dengan kekuatan udara yang kecil. Tunggu sampai satu pekan maka anda akan puas dengan hasilkerja keras anda.
Untuk menjaga kuantitas kutu air maka dilakukan pemberian pakan secara rutin tiap minggu dengan menaburkan sesendok susu bubuk.
Cara Budidaya Kutu Air tipe ketiga (air comberan)
  • Cara yang terakhir yang saya tawarkan cukup mudah. Ambil air selokan alias comberan semau anda. Usahakan angkat bersama lumpurnya. Masukkan ke dalam bak dan tuang starter kutu air ke dalamnya. Diamkan beberapa hari dan lihat hasilnya.

Ubdate Cara Budidaya kutu Air ke empat menggunakan Air bekas kolam Ikan
  • Air bekas kotoran ikan mengandung banyak sekali senyawa yang dapat dijadikan makanan kutu air, seperti bakteri apalagi jika air berwarna hijau. Akan mempercepat pertumbuhan kutu air. 
 Cara Budidaya Kutu Air ke lima menggunakan Green water
  • cara ini sedikit sulit karena kita harus menyediakan green water sebagai pakan kutu air, green water tersebut dapat dilakukan dengan melakukan produksi masal menggunakan bahan tertentu.  Green water ini berisi Alga biru hijau sejatinya adalah bakteri (Cyanobacteria).
Cara Budidayaka Kutu air Ke enam  Menggunakan Ragi
  • masukan ragi roti (fermip*n) seperempat sendok teh ke dalam air,lalu aduk sampai larut
  • campurkan daun kol/kentang yang sudah di hancurkan (Jangan terlalu banyak)
  • biarkan selama 3 hari,agar mikroba/protozoa berkembang biak,gunakan aerator agar kadar oksigen dalam air tetap terjaga
  • setelah 3 hari dapat di masukan bibit kutu air
Keuntungan menggunakan ragi sebagai pakan yaitu mudah diperoleh dan tidak merepotkan saat mempersiapkannya untuk kultur. Terdapat sedikit kerugian karena daphnia harus mengkonsumsi lebih banyak (berat) ragi dibandingkan dengan alga untuk mendapatkan nilai makanan yang sama
Cara Budidaya Kutu air Ke tuju menggunakan soy flour
Syarat ini adalah jika makanan dalam kolam budidaya kutu air sudah menipis, ini hanya penambahan makanan pada kolam
  • pertama kolam sudah ada kutu air dimana air sudah berwarna hijau. 
  • tambahkan soy flour. Menggunakan soy flour adalah sejenis tepung kedelai, 
  • Soy flour lalu di blender dengan air. masukkan ke dalam kolam budidaya
  • Guna soy flour untuk pakan bakteri agar berkembang lebih cepat
  • Jadi soy flour -> dimakan bakteri, bakteri bertambah -> dimakan kutu air
  • Begitulah prosesnya.
Cara budidaya Super masal kutu air
cara ini cukup mudah jika anda mau ternak kutu air secara masal sediakan :
  • Kolam besar bisa semen atau terpal
  • Kondisi terkena cahaya matahari
  • Siapkan kotoran ayam yang sudah kering
  • Masukkan dalam jaring, (sebaiknya jangan karung mudah hancur)
  • Kotoran yang sudah dimasukkan dalam jaring tutup rapat
  • masukkan dalam kolam
  • Masukkan kutu air. biarkan berkembang biak
  • Pemupukan dapat dilakukan tiap bulan

Catatan : kotoran sebaiknya menggunakan kotoran yang kering, kotoran ayam lebih baik biasanya kalau pakai kotoran ayam bekas budidaya masal, tercampur dedak jadi lebih bagus. Fungsi kotoran di masukkan dalam wadah seperti jaring atau kain agar, kotoran tiap mencemari kolam, sehingga mudah dibersihkan. Air kolam dalam waktu seminggu biasanya berubah menjadi hijau.