Terbuka dan Tertutup
Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab.Musi Rawas
Pengemasan
Ikan Konsumsi ( metode terbuka dan metode tertutup )
Ada
dua metode pengemasan yang biasa dilakukan untuk transportasi benih ikan agar
dapat hidup sampai tujuan, yaitu metode tertutup dan terbuka.
1.
Metode Tertutup
Pengemasan
sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan tempat atau
wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam media tersebut.
Pengemasan dengan metode ini dapat dilakukan pada pengangkutan jarak jauh dalam
waktu relatif lama. Alat pengangkut dapat menggunakan kantong plastic yang
diberi media air dan oksigen. Teknik pengemasan sistem tertutup dilakukan
dengan cara:
a)
menyiapkan kantong plastik polietilen,
b)
mengisi kantong plastik dengan air bersih dan
benih ikan,
c)
kemudian mengeluarkan dari kantong plastik
dengan tujuan untuk menghilangkan karbon dioksida, dan dilanjutkan memasukkan
oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara 1/3–1/4 bagian.
d)
setelah pengisian oksigen, mulut kemasan
diikat secara rapat dengan karet gelang.
e)
plastik berisi benih ikan yang sudah siap,
kemudian dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah
diangkut.
Terdapat
kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan tertutup. Kelebihannya antara
lain:
a)
media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan,
b)
dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang),
c)
memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.
Kekurangannya
antara lain:
- media air tidak dapat bersentuhan
dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada
suplai oksigen tambahan,
- tidak dapat dilakukan pergantian
air, dan
- memerlukan kecermatan dalam
memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu
pengangkutan.
2.
Metode Terbuka
Pengemasan
dengan metode terbuka, yaitu pengemasan ikan hidup yang diangkut dengan wadah
atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat berhubungan dengan
udara bebas. Pengemasan metode terbuka dilakukan untuk mengangkut benih dalam
jarak dekat yang tidak memerlukan waktu lama. Alat pengangkut berupa drum,
plastik, peti berinsulator, dan lain lain. Setiap wadah dapat diisi air bersih ±
15 liter untuk mengangkut sekitar 5.000 ekor benih ukuran 3-5 cm (disesuaikan
dan bergantung pada alat pengangkut). Pengemasan metode terbuka dilakukan
dengan cara memuasakan benih ikan terlebih dahulu agar laju metabolisme dan
ekskresinya dapat berkurang pada saat pengangkutan sehingga air tidak keruh
oleh kotoran ikan (untuk pengangkutan >5 jam). Tahapan pengemasan ikan
selama transportasi,
a)
siapkan wadah,
b)
masukkan air dan benih ke dalam wadah,
c)
berikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami stres pada
temperatur tinggi.
d)
jumlah padat penebaran bergantung pada ukuran benih, benih dengan ukuran 10 cm
dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/L.
e)
setiap 4 jam sekali, ganti semua air di tempat yang teduh.
Terdapat
kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan terbuka. Kelebihannya antara
lain:
a)
difusi oksigen melalui udara ke media air
masih dapat berlangsung,
b)
dapat dilakukan penambahan oksigen melalui
aerator, dan
c)
dapat dilakukan pergantian air sebagian selama
perjalanan.
Kekurangannya
antara lain:
- dapat menimbulkan stres pada ikan,
- tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat
terbang.
- metode ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi
melalui darat/laut.
Perawatan
Kualitas
air yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha pembenihan. Hal tersebut
dapat diukur dari faktor fisika, kimia, dan biologi lingkungan air yang dapat menunjang
kehidupan ikan, yakni seperti berikut.
1.
Faktor fisik (temperatur, kecerahan, warna,
bau)
2.
Faktor kimia (pH, oksigen terlarut, karbon
dioksida bebas, kadar nitrat)
3.
Faktor biologi (pakan alami, hama, penyakit)
Temperatur
yang baik untuk pembenihan ikan adalah 25–31 0C, kandungan oksigen terlarut
>5 ppm. Keberhasilan budidaya juga dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman
(pH) yaitu 6-8. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan keberhasilan pembenihan
ikan, perlu pengawasan terhadap kualitas air kolam pemijahan/pembenihan dan
kolam pemeliharaan larva/
benih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar