Rabu, 21 November 2018

Pembesaran Patin di Kolam Terpal


Budidaya Sederhana Pembesaran Patin

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM.M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Penasaran dengan ikan patin yang dikabarkan memiliki rasa lebih enak dari ikan lele dan juga lebih mahal dari harga jualnya, 100 ekor bibit ikan patin ukuran 9-11 cm dengan bobot 10 gram rata-rata yang boleh beli dari pasar burung Depok Solo dicoba untuk dipelihara di kolam terpal air tenang. Masih tahap coba-coba bibit ikan budidaya ini dibeli eceran saja di toko ikan hias tentu sedikit lebih mahal dibandingkan harga bibit partai besar.
Ikan patin yang dipelihara berwarna hitam dengan perut putih mengkilap, tidak tahu pasti apa jenis patin ini sebenarnya. Dari segi harga bibitnya, ikan patin yang terbeli ini bisa 5 hingga 7 kali lipat dari harga bibit ikan lele maklumlah pengadaan pembibitan dari ikan jenis ini belumlah semudah dan sebanyak bibit ikan lele dan harus didatangkan dari tempat jauh. Di daerah sekitar Solo budidaya ikan patin ini masih belum sepopuler ikan lele.

Mirip Ikan Lele
Sepintas penampilan ikan patin atau dikenal dengan nama ikan jambal ini mirip ikan lele. Dari dekat akan terlihat bentuk tubuh ikan ini cenderung lebih pipih di separuh bagian belakang dibandingkan ikan lele. Ikan ini juga tidak memiliki sisik. Ikan patin termasuk ikan yang memiliki pergerakan cukup aktif dan dikenal lebih tahan terhadap kualitas air dibandingkan ikan gurami misalnya.
bibit-ikan-patin-10-cm
Sirip ekor berbentuk dua buah segitiga nampak dominan saat ikan ini bergerak. Selain sirip nampak juga terlihat semacam patil di kiri kanan akhir kepala ikan ini. Ikan ini banyak juga dipiara di akuarium karena sekilas mirip hiu kecil.
Kolam Terpal
100 ekor bibit ikan patin ini dipelihara dalam kolam terpal ukuran kecil, hanya 1,2 m x 2 m saja dengan ketinggian air maksimal 40 cm. Air kolam tergenang tanpa adanya aliran air masuk dan keluar juga minus aerator. Idealnya air kolam untuk pemeliharaan ikan patin juga perlu disiapkan beberapa lama sebelum penebaran benih seperti pada budidaya ikan lele. Kolam dapat diisi air dan dilakukan pemupukan untuk menumbuhkan aneka plankton dalam air.
ikan-patin-kolam-terpal
Di sini tidak dilakukan proses pematangan air karena bibit telah telanjur ada. Setelah kolam dibersihkan segera diisi dengan air sumur. Segenggam garam dan satu ember air yang diambil dari kolam ikan lele yang diperkirakan cukup sehat ikut dimasukkan ke dalam kolam. Bibit ikan yang tadinya dalam bungkusan plastik dari pasarpun segera dimasukkan ke dalam kolam setelah sebelumnya dilakukan perendaman wadah selama sekitar setengah jam agar beradaptasi suhu secara perlahan. Sebagian besar ikan terlihat sehat dan aktif. Beberapa ekor terlihat lemah dan bergerak lamban, kemungkinan memang tidak fit sejak dari awal sebelum ditebar. Pagi harinya, 2 ekor bibit ikan ditemui telah mati dan beberapa ekor lagi diperkirakan segera menyusul karena terlihat lemas. Hingga seminggu kemudian tingkat kematian benih mencapai 10%.
Dari percobaan pertama memelihara ikan patin di kolam terpal air tenang ini, targetnya tidak muluk-muluk. Ikan banyak dapat bertahan hidup dan mau makan nampaknya telah cukup menggembirakan. Perkiraan usia panen ikan jenis ini sekitar 4 bulan hingga 7 bulan tergantung besar atau berat yang diinginkan.
Penyakit Jamur
Kendala pertama yang dihadapi dari patin kolam terpal ini adalah penyakit. Memasuki minggu kedua pemeliharaan, beberapa ikan patin terlihat bintik-bintik putih di sekujur tubuhnya mulai kepala hingga badannya. Beberapa ikan kemudian mulai terlihat megap-megap dan satu persatu mati bergiliran. Tidak tahu persis apa  jenis penyakit ini, jamur atau white spot (bintik putih) yang sering menyebabkan kematian massal pada bibit ikan. Kemungkinan lebih besar ke penyakit jamur karena dalam perkembangannya tampak pula bentuk seperti serat benang yang berwarna putih memanjang. Selain tanda di atas, penyakit ini disusul dengan peradangan di bagian sekitar patil ikan patin.
Selain tanda fisik di atas, penyakit ini juga ditandai dengan berkumpulnya ikan di salah satu sudut kolam bergerombol dan berdesakan.
Untuk mengatasi penyakit ini beberapa langkah telah dicoba, seperti merendam ikan beberapa menit di larutan methylene blue dan PK, serta mengganti seluruh air kolam dengan yang baru. Kemajuan tidak terlalu nampak dan bintik putih pada ikan tetap saja bertambah banyak diiringi kematian ikan. Akhirnya, dicoba langkah melarutkan MB dan PK langsung ke dalam kolam saja, 2 tutup botol / meter persegi setiap dua hari. Ikan tetap diberi makan secukupnya dan sepuluh hari kemudian ikan yang tersisa terlihat mulai sehat dan bintik putih pada tubuh ikan juga menghilang. Diperkirakan sisa ikan tinggal 40-50% saja yang masih selamat.
ikan-patin-kolam-terpal-umur-70-hari
patin 70 hari
Berikut di atas gambar ikan patin kolam terpal yang berusia 70 hari setelah tebar. Dengan pakan model 2 kali sehari, ikan telah tumbuh menjadi 40 gram per ekor dengan panjang 15 cm. Saat tebar benih ikan patin ini beratnya 10 gram per ekor  dan panjang kisaran 9 -11 cm per ekornya.
Mudah Panik
Tidak seperti ikan lele yang lebih cuek terhadap kebisingan, ikan patin cenderung mudah panik. Sedikit suara atau kejutan sering membuat ikan panik. Saat panik terdengar suara tabrakan pada dinding kolam dan ikan berusaha untuk melompat.
patin-25cm
patin 5 bulan 25 cm
Pergantian air terkadang timbul permasalahan juga. Air baru yang terlalu jernih malah membuat ikan tidak mau makan hingga  sampai tiga hari. Untuk ini disarankan mengganti air maksimal hingga separuh volume saja kecuali jika benar-benar air sangat kotor.
Oya, ikan patin ini ternyata patilnya tak kalah tajam dari ikan lele. Pengalaman menangkap ikan patin langsung dengan tangan ternyata lebih banyak menimbulkan luka dibanding saat menangkap ikan lele. Belum lagi kolam yang bocor akibat patil patin yang tajam tegak menusuk dinding terpal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar