Budidaya Sederhana Pembesaran Patin
Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM.M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Penasaran dengan ikan patin yang dikabarkan memiliki rasa lebih enak
dari ikan lele dan juga lebih mahal dari harga jualnya, 100 ekor bibit
ikan patin ukuran 9-11 cm dengan bobot 10 gram rata-rata yang boleh beli
dari pasar burung Depok Solo dicoba untuk dipelihara di kolam terpal
air tenang. Masih tahap coba-coba bibit ikan budidaya ini dibeli eceran
saja di toko ikan hias tentu sedikit lebih mahal dibandingkan harga
bibit partai besar.
Ikan patin yang dipelihara berwarna hitam dengan perut putih
mengkilap, tidak tahu pasti apa jenis patin ini sebenarnya. Dari segi
harga bibitnya, ikan patin yang terbeli ini bisa 5 hingga 7 kali lipat
dari harga bibit ikan lele maklumlah pengadaan pembibitan dari ikan
jenis ini belumlah semudah dan sebanyak bibit ikan lele dan harus
didatangkan dari tempat jauh. Di daerah sekitar Solo budidaya ikan patin
ini masih belum sepopuler ikan lele.
Mirip Ikan Lele
Sepintas penampilan ikan patin atau dikenal dengan nama ikan jambal ini mirip ikan lele. Dari dekat akan terlihat bentuk tubuh ikan ini cenderung lebih pipih di separuh bagian belakang dibandingkan ikan lele. Ikan ini juga tidak memiliki sisik. Ikan patin termasuk ikan yang memiliki pergerakan cukup aktif dan dikenal lebih tahan terhadap kualitas air dibandingkan ikan gurami misalnya.
Sepintas penampilan ikan patin atau dikenal dengan nama ikan jambal ini mirip ikan lele. Dari dekat akan terlihat bentuk tubuh ikan ini cenderung lebih pipih di separuh bagian belakang dibandingkan ikan lele. Ikan ini juga tidak memiliki sisik. Ikan patin termasuk ikan yang memiliki pergerakan cukup aktif dan dikenal lebih tahan terhadap kualitas air dibandingkan ikan gurami misalnya.
Sirip ekor berbentuk dua buah segitiga nampak dominan saat ikan ini
bergerak. Selain sirip nampak juga terlihat semacam patil di kiri kanan
akhir kepala ikan ini. Ikan ini banyak juga dipiara di akuarium karena
sekilas mirip hiu kecil.
Kolam Terpal
100 ekor bibit ikan patin ini dipelihara dalam kolam terpal ukuran
kecil, hanya 1,2 m x 2 m saja dengan ketinggian air maksimal 40 cm. Air
kolam tergenang tanpa adanya aliran air masuk dan keluar juga minus
aerator. Idealnya air kolam untuk pemeliharaan ikan patin juga perlu
disiapkan beberapa lama sebelum penebaran benih seperti pada budidaya
ikan lele. Kolam dapat diisi air dan dilakukan pemupukan untuk
menumbuhkan aneka plankton dalam air.
Di sini tidak dilakukan proses pematangan air karena bibit telah
telanjur ada. Setelah kolam dibersihkan segera diisi dengan air sumur.
Segenggam garam dan satu ember air yang diambil dari kolam ikan lele
yang diperkirakan cukup sehat ikut dimasukkan ke dalam kolam. Bibit ikan
yang tadinya dalam bungkusan plastik dari pasarpun segera dimasukkan ke
dalam kolam setelah sebelumnya dilakukan perendaman wadah selama
sekitar setengah jam agar beradaptasi suhu secara perlahan. Sebagian
besar ikan terlihat sehat dan aktif. Beberapa ekor terlihat lemah dan
bergerak lamban, kemungkinan memang tidak fit sejak dari awal sebelum
ditebar. Pagi harinya, 2 ekor bibit ikan ditemui telah mati dan beberapa
ekor lagi diperkirakan segera menyusul karena terlihat lemas. Hingga
seminggu kemudian tingkat kematian benih mencapai 10%.
Dari percobaan pertama memelihara ikan patin di kolam terpal air
tenang ini, targetnya tidak muluk-muluk. Ikan banyak dapat bertahan
hidup dan mau makan nampaknya telah cukup menggembirakan. Perkiraan usia
panen ikan jenis ini sekitar 4 bulan hingga 7 bulan tergantung besar
atau berat yang diinginkan.
Penyakit Jamur
Kendala pertama yang dihadapi dari patin kolam terpal ini adalah
penyakit. Memasuki minggu kedua pemeliharaan, beberapa ikan patin
terlihat bintik-bintik putih di sekujur tubuhnya mulai kepala hingga
badannya. Beberapa ikan kemudian mulai terlihat megap-megap dan satu
persatu mati bergiliran. Tidak tahu persis apa jenis penyakit ini,
jamur atau white spot (bintik putih) yang sering menyebabkan kematian
massal pada bibit ikan. Kemungkinan lebih besar ke penyakit jamur karena
dalam perkembangannya tampak pula bentuk seperti serat benang yang
berwarna putih memanjang. Selain tanda di atas, penyakit ini disusul
dengan peradangan di bagian sekitar patil ikan patin.
Selain tanda fisik di atas, penyakit ini juga ditandai dengan
berkumpulnya ikan di salah satu sudut kolam bergerombol dan berdesakan.
Untuk mengatasi penyakit ini beberapa langkah telah dicoba, seperti
merendam ikan beberapa menit di larutan methylene blue dan PK, serta
mengganti seluruh air kolam dengan yang baru. Kemajuan tidak terlalu
nampak dan bintik putih pada ikan tetap saja bertambah banyak diiringi
kematian ikan. Akhirnya, dicoba langkah melarutkan MB dan PK langsung ke
dalam kolam saja, 2 tutup botol / meter persegi setiap dua hari. Ikan
tetap diberi makan secukupnya dan sepuluh hari kemudian ikan yang
tersisa terlihat mulai sehat dan bintik putih pada tubuh ikan juga
menghilang. Diperkirakan sisa ikan tinggal 40-50% saja yang masih
selamat.
Berikut di atas gambar ikan patin kolam terpal yang berusia 70 hari
setelah tebar. Dengan pakan model 2 kali sehari, ikan telah tumbuh
menjadi 40 gram per ekor dengan panjang 15 cm. Saat tebar benih ikan
patin ini beratnya 10 gram per ekor dan panjang kisaran 9 -11 cm per
ekornya.
Mudah Panik
Tidak seperti ikan lele yang lebih cuek terhadap kebisingan, ikan
patin cenderung mudah panik. Sedikit suara atau kejutan sering membuat
ikan panik. Saat panik terdengar suara tabrakan pada dinding kolam dan
ikan berusaha untuk melompat.
Pergantian air terkadang timbul permasalahan juga. Air baru yang
terlalu jernih malah membuat ikan tidak mau makan hingga sampai tiga
hari. Untuk ini disarankan mengganti air maksimal hingga separuh volume
saja kecuali jika benar-benar air sangat kotor.
Oya, ikan patin ini ternyata patilnya tak kalah tajam dari ikan lele.
Pengalaman menangkap ikan patin langsung dengan tangan ternyata lebih
banyak menimbulkan luka dibanding saat menangkap ikan lele. Belum lagi
kolam yang bocor akibat patil patin yang tajam tegak menusuk dinding
terpal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar