Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si.
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Pakan merupakan salah satu faktor
utama dalam menunjang hasil budidaya ikan guna untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Karena jika kita menggunakan pakan pelet buatan pabrik
akan cukup lumayan mengeluarkan biaya budidaya. Dan untuk menekan biaya
budidaya ikan kita dapat mengambil langkah untuk memberikan pakan buatan
atau pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan ikan
dalam budidaya. Simak di bawah ini adalah cara pembuatan pakan ikan dan
nilai kandungan gizi dari hasil pakan buatan.
Bahan Hewani
Tepung Ikan
Bahan
baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah yang berkadar lemak rendah dan
sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk
meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan.
Lama
penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau
bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam
amino essensial yang paling essensial sampai 8%.
Kandungan gizi :
Protein = 22,65%;
Lemak = 15,38%;
Abu = 26,65%;
Serat = 1,80%;
Air = 10,72%;
Nilai ubah = 1,5– 3.
Cara pembuatannya :
Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Tepung Rebon dan Benawa
Rebon
adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi.
Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal
musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
Cara pembuatan :
Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizi :
Protein: Udang rebon = 59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa);
Lemak = 3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa);
Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa);
Abu = 11,41% (Benawa);
Serat = 11,82% (Benawa);
Air = 21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,
Nilai ubah: Benawa = 4–6.
Tepung Kepala Udang
1. Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
2. Cara pembuatannya:
Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.
Kandungan gizinya :
Protein = 53,74%;
Lemak= 6,65%;
Karbohidrat= 0%;
Abu= 7,72%;
Serat kasar= 14,61%;
Air= 17,28%.
Bahan Nabati
Dedak
Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar.
Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses
penyosohan beras,Kandungan gizi :
Protein = 11,35%,
Lemak = 12,15%,
Karbohidrat = 28,62%,
Abu = 10,5%,
Serat kasar = 24,46%,
Air = 10,15%,
Nilai ubah = 8.
Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard”Kandungan gizi:
Protein = 11,99%,
Lemak = 1,48%,
Karbohidrat = 64,75%,
Abu = 0,64%,
Serat kasar = 3,75%,
Air = 17,35%,
Nilai ubah = 2-3.
Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu:
Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah;
Jagung putih, mengandung protein dan energi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
Cantel/Sorgum
Berwarna
merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai
zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah
metionin/penyosohan yang lebih baik.
Kandungan gizi :
Protein = 13,0%,
Lemak = 2,05%,
Karbohidrat = 47,85%,
Abu = 12,6%,
Serat kasar = 13,5%,
Air = 10,64%,
Nilai ubah = 2-5.
Tepung Terigu
Berasal
dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan
gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%;
Air=13,25%.
Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%.
Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak.
Kandungan gizi :
Protein = 39,6%,
Lemak = 14,3%,
Karbohidrat = 29,5%,
Abu = 5,4%,
Serat = 2,8%,
Air = 8,4%,
Nilai ubah = 3-5.
Tepung Ampas Tahu
Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%.
Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang.
Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit
kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah
dengan membatasi penggunaannya.
Kandungan gizi :
Protein = 47,9%,
Lemak = 10,9%,
Karbohidrat = 25,0%,
Abu = 4,8%,
Serat kasar = 3,6%,
Air = 7,8%,
Nilai ubah = 2,7-4.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
Kandungan gizi :
Protein = 17,09%,
Lemak = 9,44%,
Karbohidrat = 23,77%,
Abu = 5,92%,
Serat kasar = 30,4%,
Air = 13,35%.
Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya.
Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%.
Kandungan gizinya :
Protein = 27,4%,
Lemak = 5,6%,
Karbohidrat = 18,6%,
Abu = 7,3%,
Serat kasa = 25,3%,
Air = 6,1 %.
Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak.
Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang
bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan
jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu.
Kandungan gizi :
Protein = 19,4%,
Lemak = 19,5%,
Asam lemak linoleat = 47,8%,
Asam lemak palmitat = 23,4%,
Asam lemak oleat = 22,9%.
Pembuatan Pakan Buatan
Dalam
menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat
dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bentuk Larutan Emulsi
Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.
Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan akhirnya 1 g vitamin.
Panaskan larutan sambil tetap diaduk,
sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap
digunakan setelah dingin.
Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.
Bentuk Larutan Suspensi
20 g kedele direbus sampai masak, agar
zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi
sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik diberi
perlakukan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.
Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata.
Digunakan untuk makanan burayak.
Bentuk Roti Kukus
Telur itik dikopyok sampai lumat dan
berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung ikan, tepung terigu,
dan tepung susu, sampil terus diaduk dan diberi air sedikit demi
sedikit.
Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.
Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.
Roti kukus yang telah dingin, dibentuk
menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin
dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat
disimpan dalam lemari es selama 3 hari.
Sebelum digunakan sebaiknya dibuat
suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan
halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi
makan.
Bentuk Pellet
Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering dan gumpalan (pasta).
Bahan perekat dapat dicampur langsung
dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. Bila
disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai
mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan
bahan-bahan lainnya.
Pencampuran bahan dimulai dengan bahan
yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling
banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat
yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang
masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.
Apabila bahan perekat dicampur langsung
dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air
panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api
kecil, agar air tidak cepat dingin.
Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.
Bahan baku yang telah dingin dicetak
dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan.
Batangan basah tersebut dipotongpotong sepanjang 3 cm.
Pelet basah yang telah dipotong-potong
dijemur sampai kadar airnya 10- 20%. Pengeringan dihentikan apabila
pelet kering, keras dan mudah patah.
Bentuk Remah dan Tepung
Keduanya berasal dari pellet yang sudah
kering. Pellet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar kecilnya
ukuran butiran tergantung kendor kencangnya setelan gigi-gigi penggilas
alat penggiling.
Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan.
Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105 mikron.Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.
Bentuk Lembaran
Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.
Adonan dipanaskan sambil terus diaduk
sampai adonan mengental menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan
encer, dioleskan tipistipis dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium,
kemudian dipanggang sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.
Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar