Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
1. Saluran air
Saluran air merupakan
salah satu bagian kolam. Posisi saluran
air ini berada di depan dan di belakang kolam. Fungsi saluran air adalah untuk
menyalur-kan dan mengeluarkan air ke kolam dan keluar kolam, serta untuk
pengendali banjir apabila saat musim hujan.
Oleh sebab itu saluran air dibuat harus dengan perhitungan yang cermat
berdasarkan berapa debit maksimal air yang masuk dari sumber airnya. Saluran
air dengan lebar 50-75 cm sudah cukup dapat menampung debit air yang mengalir
ke saluran tersebut.
2. Pematang
Pematang
merupakan bagian kolam utama yang memberikan bentuk dari suatu kolam dan
berfungsi agar air dapat selalu tertampung dalam volume yang cukup untuk
memelihara ikan. Tanpa pematang maka air
tidak akan bisa tertampung atau tergenang pada suatu tempat, maka tempat tersebut
tidak layak dikatakan sebagai kolam.
Pematang
kolam harus dibuat dengan ukuran yang memadai sesuai dengan luas kolam. Selain kuat untuk menahan volume air,
pematang juga harus mampu menahan arus air yang disebabkan oleh hujan lebat
atau banjir. Pematang kolam yang baik
adalah berbentuk trapesium. Lebar
pematang bagian atas dan bawah hendaknya dibuat dengan perbandingan 1 : 2.
Tinggi pematang harus sesuai dengan luas kolam serta
jenis ikan yang akan dibudidayakan.
Pematang harus lebih tinggi dari permukaan air di kolam. Misalnya apabila anda menginginkan membuat
kolam dengan ketinggian air kolam 75 cm, maka ketinggian kolam sebaiknya 100
cm.
Gambar pematang
Pematang
dan dasar kolam berfungsi menahan massa air selama mungkin di dalam kolam,
sehingga ikan peliharaan dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak. Pematang dan dasar kolam ada yang dibuat dari
beton atau dari tanah asal dari kolam itu dibangun. Pembuatan kolam dilakukan dengan menggali
permukaan tanah, dan tanah bekas galian tersebut digunakan untuk membangun
pematang.
Pematang dibuat berbentuk trapesium, dimana ukuran
lebar bagian atas antara 1 – 1,5 meter, lebar bagian dasarnya 2 – 3 meter,
dengan tinggi berkisar 1 – 1, 5 meter.
Fungsi lain dari pematang ini
adalah untuk sarana orang berjalan untuk keperluan budidaya ikan. Kadang-kadang petani dalam membuat pematang
juga mempertimbangkan jenis tanah yang akan dibuat kolam, sebagai contoh
apabila jenis tanahnya banyak mengandung fraksi tanah liat, maka kemiringnnya lebih
curam. Dengan kata lain perbandingan
lebar antara bagian atas dan bagian
bawah lebih kecil. Untuk kolam yang
jenis tanahnya banyak mengandung fraksi pasir, maka pematangnya dibuat lebih
landai, agar meminimalisir terjadi longsor pada kolamnya.
3. Kemalir
Kamalir adalah saluran yang terdapat pada bagian tengah
yang memanjang dari pintu pemasukan sampai pintu pengeluaran air atau bisa juga
mengelilingi tanah dasar kolam. Fungsi kemalir adalah untuk mempermudah dalam
menangkap ikan apabila saat dilakukan pemanenan.
Kadang-kadang pada ujung kemalir yang dekat pintu
pengeluaran dibuat lubang persegi empat yang agak dalam untuk tempat berkumpul
ikan apabila air pada kemalir sudah habis terkuras. Lubang ini disebut kobakan. Kedalaman kemalir ini ± 30 cm, dengan lebar
yang bervariasi antara 30 – 50 cm.
4. Pintu Air
Pintu pemasukan (inlet)
dan pengeluaran air (outlet) sangat
penting pada kolam, dimana fungsinya untuk mengatur volume dan sirkulasi air
kolam sehingga jumlah dan mutu air dapat terjaga.
Pintu pemasukan dan pengeluaran air dapat terbuat dari
pipa besi, paralon, atau dari bambu yang ditanam pada pematang kolam. Diameter paralon atau bambu dapat disesuaikan
dengan debit air yang ingin dialirkan serta yang akan dibuang. Kadang-kadang untuk memenuhi kebutuhan debit
air, terpaksa menggunakan beberapa buah pipa paralon atau bambu sebagai pintu
pemasukan dan pengeluaran air.
Pintu pemasukan air letaknya pada bagian depan kolam
dimana posisinya berada di dasar saluran air. Hal ini dibuat demikian agar
apabila debit air yang masuk ke saluran air pemasukan kecil, masih bisa
disalurkan ke kolam. Namun ketinggian
inlet ini harus lebih tinggi dari pintu pengeluaran agar air dapat masuk dengan
lancar ke dalam kolam.
Pintu pengeluaran air terletak pada bagian belakang kolam
dan merupakan tempat pengeluaran air baik pada saat air melimpah maupun pada
waktu ingin menguras air kolam baik pada saat panen maupun pada saat sampling. Pintu pengeluaran
air biasanya terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas yang fungsinya untuk
membuang air yang berlebih, dan bagian bawah yang fungsinya untuk menguras dan
panen.
Untuk mencegah masuknya ikan liar, dan lolosnya ikan dari
dalam kolam kedua pintu air tersebut dipasang saringan yang bisa berupa kawat
kasa maupun anyaman bambu. Adanya
saringan ini dapat menghambat kelancaran air yang masuk dan keluar kolam karena
sering tersumbat oleh sampah. Oleh sebab
itu harus selalu sering dikontrol dan dibersihkan.
Pintu
pemasukan air (inlet) berfungsi untuk memasukkan air. Air
yang dimasukkan adalah air bersih yang kaya oksigen terlarut (DO), dan
kalau memungkinkan kaya zat hara, karena oksigen terlarut sangat dibutuhkan
oleh biota air yang ada di dalam kolam terutama ikan budidaya untuk aktifitas
respirasinya. Sedangkan zat hara
dibutuhkan oleh fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis.
Pintu pengeluaran air (outlet) berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam kolam ke
luar. Air yang dikeluarkan adalah air
kotor yang banyak mengandung NH3, H2S, CO2, NO2,
dan limbah metabolisme (metabolit) lainnya.
Inlet kolam bisa terbuat dari paralon atau berbentuk saluran, sedangkan
outlet kolam terbuat dari paralon atau dari beton.
Gambar pipa goyang/tempurung lutut
Outlet kolam terbuat
dari paralon disebut tempurung lutut atau pipa goyang. Pipa tersebut bisa digoyang miring tegak,
sehingga dapat menentukan ketinggian air di dalam kolam. Outlet kolam yang terbuat dari beton, salah
satunya disebut monik. Pengaturan tinggi
air di kolam yang menggunakan monik ini dilakukan dengan memasang dan melepas
papan sesuai ketinggian air yang kita inginkan.
Saluran pemasukan air
berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke unit perkolaman, sedangkan
saluran pembuangan air berfungsi untuk menyalurkan air dari
unit perkolaman ke luar. Saluran
pemasukan dan pembuangan dikelompokkan menjadi saluran utama (primer), saluran sekunder
dan saluran tersier. Saluran pemasukan
primer berfungsi menyalurkan air dari sumber airnya (sungai, irigasi, dan lain
sebagainya) ke saluran sekunder. Saluran
pemasukan sekunder berfungsi menyalurkan air ke saluran pemasukan tersier, dan
saluran pemasukan tersier menyalurkan air ke kolam-kolam.
Hal yang sama juga untuk pembuangan
air. Pengelompokan tersebut biasanya
dilakukan pada areal perkolaman yang luas sehingga dibutuhkan suplai sir dalam
jumlah yang banyak dan mamajemen pembagian air yang lebih baik.
Saluran pemasukan dan pengeluran air juga bisa
menggunakan paralon yang dikubur pada pematang.
Keistimewaan saluran pemasukan air dengan menggunakan paralon ini,
penyaluran airnya efektif dan efisien.
setiap unit kolam yang membutuhkan air bisa disalurkan dari paralon
dengan cara membuka kran yang berfungsi sebagai inletnya yang ada pada masing-masing kolam, dan
apabila ingin menghentikan penyuplaian air, maka tinggal menutup kran inlet
tersebut.(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar