Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Mengetahui Kualitas Air Secara Sederhana
– air identik dengan kehidupan tanpa air mustahil manusia akan bisa
hidup. Bisa jadi manusia masih mampu bertahan meskipun tidak makan satu
bulan. Namun apabila tidak minum, barangkali hanya dalam hitungan hari
sudah menemui ajalnya.
Kuantitas dan kualitas air yang dipakai
pada setiap harinya sangat memegang peranan penting dalam rangka
menunjang atau meningkatkan derajat kesehatan manusia. Per hari,
kebutuhan minimal konsumsi air, yang masuk kedalam tubuh kira kira 3 %
kali berat badan, ini setara dengan cairan yang dikeluar kan oleh badan
itu sendiri, misalnya buang air kecil, BAB, keringat dan atau sistem
pembuangan lainnya.
Disamping jumlah, tentu kualitas air
sangat urgent untuk diperhatikan. Air yang layak diminum adalah air yang
“bersih” dan “sehat” yang bilamana dikonsumsi tidak akan menimbulkan
penyakit, baik secara langsung maupun baru memunculkan efek dikemudian
hari. Dalam arti memenuhi standart kualitas fisik, kimiawi, termasuk
bebas dari unsur toksititas, bakteriologi maupun radio aktifitas.
Untuk air bersih, syarat kualitasnya
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/PERMENKES/PER/IX/1990,
diperbaharui dengan Standarad Kualitas Air Minum No.
907/MENKES/SK/VII/2001. Sedangkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK),
merujuk pada SNI 01-3553-2006, yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
Masalahnya, mungkin kita kesulitan untuk
mengetahui kualitas air yang sehari hari ditemui jika harus melakukan
analisa di laboratorium. Selain biayanya mahal, juga cara samplingnya
mesti mengikuti teknik dan prosedur yang benar.
Tips dibawah ini merupakan parameter dan
cara sederhana guna mengetahui kualitas air yang biasa kita manfaatkan
kesehariannya dirumah.
Indra kita secara filosofis berfungsi
pula sebagai alat kontrol dan analisa. Pada hakekatnya air yang layak
adalah yang tidak berbau, berasa (pahit, sepet, asin dsb) dan berwarna.
Sifat fisik air bisa dicerna secara visual. Misalkan, kekeruhan atau
warna bisa langsung dilihat. Bau bisa dicium, rasa dapat dengan mudah
dirasakan oleh lidah, serta suhu dengan sentuhan kulit.
- Analisa Fisik
1. Derajat bau, kekeruhan dan warna
(sebelumnya kita amati terlebih dahulu) dapat dilakukan melalui metoda
pengenceran dengan media pengencernya adalah air bersih atau aquadest.
Jika kita campur dan diaduk dengan rasio 1 : 1 lalu hasilnya menjadi
tidak berbau, keruh dan berwarna ini bisa dikatagorikan sebagai air
berderajat bau, kekeruhan dan warna rendah. Namun, bilamana setelah
perbandingannya 1 : 3 baru hasilnya tak berbau, keruh dan berwarna, ini
artinya air tersebut mempunyai tingkat sedang. Nah, jika pencampurannya
sesudah berlipat lipat baru hasilnya tidak bau, keruh maupun berwarna,
ini sebagai indikasi derajatnya tinggi, dan air yang seperti itu tidak
layak untuk air bersih apalagi air minum.
2. Jika dimasak timbul putih putih dan
setelah dingin didalam dasar panci berkerak, ini hati-hati bisa jadi
kadar kalsium (zat kapur) kelewat tinggi atau jika dasar panci bagian
dalam menghitam bisa jadi airnya bersifat asam (PH rendah)
- Analisa Kimiawi
Setengah gelas sample air dicampur air
teh dengan volume yang sama. Kemudian diamkan dalam kondisi terbuka,
selama beberapa jam, lalu amati/dilihat. Apabila ada perubahan warna
yang mencolok, berlendir dan terdapat lapisan seperti minyak. Ini
mengisyaratkan bahwa air tersebut mengandung logam berat berkadar
tinggi, apalagi kalau warnanya hitam, ungu atau biru tua. Jelas air yang
semacam itu tidak boleh langsung dikonsumsi sebagai air bersih dan air
minum. Nah, apabila ternyata air sample ditambah air teh tersebut tetap
jernih, cemerlang atau warna tehnya jadi agak muda, itu menandakan bahwa
air dimaksud layak digunakan.
- Analisa Bakteriologis
Sample Air dimasukkan kedalam sebuah
gelas, lalu ditutup, biarkan selama lima hari. Setelah lima hari
dilihat/diamati, apabila terdapat perubahan warna atau gumpalan-gumpalan
putih, hitam atau hijau, untuk indikasi seperti itu menunjukkan
banyaknya koloni bakteri. Dan tidak layak langsung sebagai air minum.
Air yang baik akan tetap jernih sekalipun disimpan berhari hari, selama
tidak terkontaminasi oleh zat lain.
Ketiga metoda sederhana diatas hanya
bersifat kualitatif, karena tidak bisa dikonversi kedalam bentuk angka
angka yang terukur. Untuk mengetahui secara kuantitatif, nilai/angkanya
apakah sesuai dengan rujukan standar atau tidak, sudah barang tentu
hanya porsi laboratoriumlah yang bisa menjabarkannya secara detail. Dan
itu rasanya, sekali kali perlu.(Dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar