Jumat, 08 Februari 2019

Budidaya Ikan Jelawat

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Hasil gambar untuk budidaya ikan kelemak

Ikan Jelawat (Leptobabus hoevani, Blkr) atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan kelemak (Sumatera) atau ikan menjuhan (Kalimantan Tengah) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak ditemui di sungai dan daerah genangan air kawasan tengah hingga hilir, bahkan di bagian muara sungai. Habitat yang disukainya ialah anak — anak sungai yang berlubuk dan berhutan di bagian pinggirnya, terutama pohon — pohon yang buahnya dapat mereka makan bila jatuh ke air seperti tengkawang, biji karet atau bunga — bunga di permukaan air.
Biasanya ikan Jelawat berupaya untuk menuju ke hulu sungai pada setiap permulaan musim hujan (Oktober -Februari) yakni saat permukaan air mulai naik dengan tujuan untuk berpijah di muara — muara sungai, dan jika permukaan air mulai turun atau pada awal musim kemarau mereka akan berupaua kembali ke hilir. Anak jelawat banyak dijumpai didaerah genangan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Disaat air menyusut, anakan dari ikan jelawat secara bergerombol berupaya kea rah bagian hulu sungai.

Ikan Jelawat hidup normal dan tumbuh dengan baik di perairan yang bersuhu 26–28.5℃, oksigen terlarut 5–7 ppm dan pH air 7.0–7,5. Namun demikian ikan jelawat dapat hidup pada suhu 25–37 ℃,oksigen terlarut 5–7 ppm dan pH air 5–7, serta pada perairan yang kurang subur hingga sedang. Ikan ini dijumpai di beberapa sungai di Sumatera dan Kalimantan serta kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand & Kamboja.

Ikan Jelawat tidak terlalu popular seperti ikan mas, nila, patin, hanya dikenal pada kalangan tertentu, hal ini disebabkan ikan ini tidak ditemukan disetiap daerah & hanya ada di daerah asalnya, yaitu Nanggroe Aceh Darusssalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan & Kalimantan Timur. Didaerah ini, ikan jelawat sangat digemari bahkan di beberapa negara tetangga seperti Malaysia & Brunei, sehingga ikan jelawat memiliki potensi ekonomis penting, bahkan dapat dimasukkan dalam kategori komoditas ekspor potencial
Secara morfologi, ikan ini memiliki bentuk tubuh agak bulat & memanjang, mencerminkan bahwa ikan ini termasuk perenang cepat.

Pada bagian kepala sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan & bagian perut putih keperakan, pada sirip dada & perut terdapat warna merah gurat sisi melengkung agak ke bawah & berakhir pada bagian ekor bawah yang berwarna kemerah-merahan, mempunyai 2 pasang sungut. Panjang maksimum ikan ini dapat mencapai 100 cm dengan berat 10kg. Diperairan Muara tebo & Jambi, Ikan Jelawat memijah secara alami bobotnya 3,7–5 kg, dengan ukuran panjang 46–58 cm, sedangkan di Sungai Tembeling, Malaysia bobot rata — rata ikan jelawat yang memijah ialah 2,5kg.

Perlu diketahui, ikan Jelawat bersifat omnivore yang cenderung herbivore, yang makanannya antara lain umbi singkong, daun papaya, ampas kelapa & daging ikan yang telah dicincang. Dalam lingkungan pemeliharaan terkontrol, ikan jelawat juga menyantap makanan berbentuk pellet & usus ayam. Oleh karena itu ikan ini jika dipelihara dapat diberikan pakan berupa sayuran dalam campuran pakan pellet
 Secara garis besar klasifikasi ikan jelawat ialah sbb:
 — Phylum : Chordata
 — Kelas : Actinopterygii
 — Ordo : Cypriniformes
 — Famili : Cyprinidae
 — Genus : Leptobarbus
 — Spesies : Leptobarbus hoevenii

 Hasil gambar untuk budidaya ikan kelemak
Tahap Pematangan Gonad
 Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500–700 m2 penebaran 0,1–0,25 kg/m2
 Selama pemeliharaan, induk ikan dibi pakan pelet dengan kandungan protein 25–28%
 Pakan diberikan sebanyak 3 % dari berat badan dengan frekwensi 2–3 per hari
 Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya
 Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
 Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi.

Tahap Pemijahan
 Pemijahan jelawat dapat dilakukan scara alami & buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
 Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
 Penyuntikan hormon HCG & kelenjar hipofisa terhadap induk betina dilakukan 2 kali
 Penyuntikan I (PI) : 1 dosis kelenjar hipofisa ditambah 200 IU HCG per induk betina
 Penyuntikan II (PII) : 2 dosis kelenjar hipofisa ditambah 300 IU per induk betina
 Selang waktu antara PI & PII, 5–6 jam
 Ovulasi terjadi antara 10–1 jam dari PI
 Telur & sperma dikeluarkan dengan cara diurut
 Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma & telur di baskom plastik
 Jika telur telah mengembang siap untuk disimpan dalam wadah penetasan.

Tahap Penetasan
 Padat tebar 400–500 butir telur per liter
 Selama penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4–8 ppm; pH 7,0–8,0; T:25–28 derajat C)
 Pada suhu air 25–28 derajat C telur akan menetas 18–4 jam setelah pembuahan.

Tahap Pemeliharaan Larva
 Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
 Cangkang & telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
 Hari ke 3 larva diberikan pakan Naupil Artemia (yang baru menetas) secukupnya
 Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
 Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam.

Tahap Pendederan
 Persiapan kolam meliputi pengeringan 2–3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kamalir) & pemupukan dengan pupuk kandung sebanyak 500–700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80–100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar.
 Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100–150 ekor/m2. Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10–20 % per hari yang mengandung lebih kurang 25% protein. Lama pemeliharaan 2–3 minggu. Benih yang dihasilkan ukuran 2–3 cm & siap untuk pendederan lanjutan. (Sumber : Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar