Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Artemia merupakan pakan hidup
alami yang banyak digunakan dalam usaha pembenihan ikan dan udang
dikarenakan kandungan nutrisinya yang sangat baik. Artemia sendiri
merupakan salah satu jenis Zooplankton yang hidup diperairan asin.
Artemia
yang dijual di pasaran biasanya Artemia kalengan dalam bentuk telur
kista Naupli yang harus ditetaskan lagi. Tingkat tetasan artemia
berbeda-beda tergantung kualitas produk artemia yang dijual.
Beberapa
merek artemia yang dijual adalah artemia Arcyst dengan tingkat tetas
sampai 60-65%, ada juga Artemia Mackay yang memiliki tingkat tetas lebih
baik berkisar 70-75% dan yang sangat diminati belakangan adalah Artemia
Inve dengan kualitas lebih kurang 80%.
Namun
disamping merek, teknik penetasan artemia juga merupakan salah satu
faktor penting guna mendapat jumlah artemia yang optimal. Jika cara
penetasan benar, jumlah telur artemia yang menetas sempurna pun akan
lebih banyak. Tentu akan percuma bila merk nya bagus tapi cara
penetasannya salah, maka hanya kerugian yang didapat.
Berikut adalah teknik penetasan artemia yang baik, seperti yang disadur dalam website Brine Shrimp Direct.
Cara Penyimpanan Naupli Artemia
Pertama-tama, pilih dan gunakanlah telur artemia yang sehat dan semua telur artemia harus disimpan dengan syarat:
- Dalam wadah yang tertutup rapat
- Tidak lembab
- Simpan di tempat yang dingin dengan suhu dibawah 10°C.
(Pendinginan
sangat ideal untuk penyimpanan jangka pendek dengan waktu kurang dari
tiga sampai empat minggu. Sedangkan untuk penyimpanan jangka panjang,
telur sebaiknya disimpan pada atau di bawah titik beku 0°C.)
Kami sarankan setelah Anda
membeli telur artemia, Anda bagi terlebih dahulu telur-telur tersebut ke
dalam jumlah yang akan dikonsumsi untuk jangka panjang dan jangka
pendek. Untuk telur yang akan digunakan dalam waktu tiga sampai empat
minggu kedepan simpanlah dalam wadah tertutup rapat di dalam lemari es.
Sementara
sisanya harus disimpan juga dalam wadah tertutup rapat tetapi di dalam
freezer. Perlu diingat bahwa pembekuan dapat menurunkan aktivitas
metabolisme dan menunda penetasan telur. Ketika akan ditetaskan,
keluarkan telur dari freezer satu hari sebelum menggunakannya.
Teknik
penyimpanan di atas berlaku untuk penyimpanan semua telur artemia, baik
artemia dengan kaleng yang sudah dibuka atau belum dibuka.
Untuk penetasan artemia, ikuti panduan ini untuk hasil terbaik:
- Kadar Garam: Gunakan garam dengan takaran 1 sampai 2/3 sendok makan per liter air. Pastikan untuk menggunakan garam laut.
- pH: pH yang tepat sangat penting dalam penetasan artemia adalah pH 8,0 atau lebih tinggi. Jika pH air dibawah 7, Epson garam atau magnesium sulfat dapat ditambahkan dengan takaran 1/2 sendok teh per liter larutan.
- Suhu: Suhu air optimum untuk penetasan dalam waktu 24 jam adalah 26-28°C. Menurunkan suhu dapat menyebabkan waktu penetasasn yang lebih lama. Dan jangan sampai suhu melebihi 30°C.
- Cahaya: Pencahayaan diperlukan untuk memicu mekanisme menetas dalam embrio selama beberapa jam pertama inkubasi. Mempertahankan sumber cahaya selama masa inkubasi sangat dianjurkan untuk mendapatkan hasil penetasan yang optimal sekaligus untuk kontrol suhu.
- Aerasi: Aerasi konstan, diperlukan untuk menjaga artemia tetap hidup serta memberikan oksigen yang cukup untuk artemia menetas.
- Kadar Penebaran: 1 gram per liter atau sekitar 1/2 sendok teh artemia per liter dianjurkan. Penebaran yang terlalu banyak akan menghasilkan persentase menetas lebih rendah.
- Wadah Penetasan: Wadah dengan bagian bawah datar haru dihindari. Wadah kerucut atau berbentuk "V" merupakan wadah yang paling tepat dalam penetasan guna menjaga tekanan yang tepat untuk menghasilkan penetasan optimal. Pastikan untuk benar-benar mencuci wadah kerucut tersebut, bilas, dan keringkan. Jangan menggunakan sabun. Sabun akan meninggalkan zat sisa yang bisa menimbulkan busa selama proses penetasan dan menyebabkan telur naik ke permukaan.
- Masa inkubasi: Umumnya, waktu inkubasi optimum adalah 24 jam. Telur yang telah disimpan dengan benar selama lebih dari 2-3 bulan mungkin memerlukan waktu inkubasi tambahan - hingga 30-36 jam. Namun pada umumnya, telur akan menetas dalam waktu 18 jam.
Prosedur penetasan:
Langkah-langkah berikut akan mencapai tingkat penetasan telur artemia yang optimal. - Tempatkan wadah kerucut di tempat yang kokoh dan cahaya remang. Untuk kemudahan panen dan cahaya masuk gunakan wadah semi transparan.
- Isi wadah kerucut dengan air dan tempatkan pada suhu penetasan optimum 28°C.
- Masukkan artemia dengan takaran 1 gram per liter.
- Gunakan aerasi yang memadai untuk menjaga tekanan dalam wadah.
- Tergantung pada suhu air, artemia akan menetas dalam kisaran 18-36 jam.
- Setelah artemia menetas, matikan aerasi dan tunggu beberapa menit agar cangkang telur dan anakan artemia terpisahkan. Artemia yang baru menetas akan mengendap ke bagian bawah kerucut atau bergerak ke arah sumber cahaya; cangkang telur akan mengapung ke permukaan. Setelah dipisahkan, artemia dapat disedot dari bawah dengan selang udara untuk dikeluarkan.
- Suhu inkubasi hangat dan metabolit dari tempat penetasan menciptakan kondisi ideal untuk bakteri berkembang. Sebaiknya cuci anakan artemia dengan jaring halus atau saringan menggunakan air bersih atau garam sebelum diberikan pada ikan Anda.
- Wadah dan peralatan penetasan harus dibersihkan secara rutin.
Itulah
teknik penyimpanan dan penetasan telur artemia yang dapat Anda percayai
menghasilkan jumlah artemia yang optimal untuk pakan ikan/udang.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar