Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Ikan botia memiliki nama latinnya chromobotia macracaanthus bleeker merupakan
ikan hias yang berasal dari perairan Indonesia, khususnya sungai-sungai
di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan. Ikan botia memang sudah
sangat popular untuk para pecinta ikan hias baik di dalam negeri atau di
luar negeri, sehingga ekspornya tidak pernah berkurang setiap tahun.
Namun, ikan hias botia masih sangat sulit ditangkarkan sehingga
kelestariannya dapat terancam, akibat aksi penangkapan terus menerus.
Meski demikiam, pembenihan ikan botia dapat menghasilkan larva. Hanya umurnya sangat pendek. Namun, pada 2004 ikan ini berhasil ditangkarkan dengan cara melakukan pemijahan buatan. Walaupun teknik pemijahan belum sempurna namun benih yang dihasilkan dengan sintasan sekitar 60%. Baru kemudian pada 2005–2008, akhirnya proses penangkaran berhasil sempurna dan peluang untuk mendapatkan ekspor ikan botia ini dalam jumlah yang lebih banyak akan sangat terpenuhi.
Induk botia yang dapat digunakan untuk pemijahan minimal berukuran
sekitar 60g, dan akan lebih baik bila lebih dari 100g. pemeliharaan
dapat dilakukan dengan menggunakan bak kayu atau fiberglas, kemudian
tutup bak, agar mendapatkan efek fotoperiod atau sinar pendek. Pakan
yang diberikan pada indukadalag berupa pellet udang dan cacing tanah.
Induk matang gonad distimulasi dengan suntikan ovaprim 1ml/kg
beratnya. Penyuntikan dilakukan untuk betina 2 kali dengan kadar 1/3 dan
2/3, dalam waktu 6 jam. Dan untuk induk jantan hanya satu kali
penyuntikan saja. jika menentukan induk yang telah matang dilakukan
dengan cara kanulasi, dan telur siap ovulasi jika sudah berukuran
minimal 1,4mm. ovulasi dan spermiasi dilakukan degan cara stripping atau
pengurutan perut ikan. Kemudian telur dapat ditampung dengan
menggunakan wadah dan sperma disedot dengan spuit. Tetapi sebelum sperma
dicampurkan ke telur, harus diencerkan sebanyak 4 kali dengan
menggunakan larutan fisiologis (Na CIO.9%).
Penetasan telur dilakukan dengan menggunakan bak yang berbentuk
corong yang sudah dilengkapi dengan sirkulasi atau untuk air mengalir.
Setelah telur menetas sekitar 18 jam, larva dapat diberikan pakan
tetasan artemia, setelah 3-4 hari. Tetapi setelah umur 10 hari, ikan
dapat diberikan pakan berupa cacing atau pellet. Untuk benih yang sudah
berukuran sekitar 2,5 cm dapat dipanen dalam waktu sekitar 25 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar