Rabu, 23 Januari 2019

Pembuatan Tempoyak Durian

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan kab Musi Rawas

Durian merupakan buah asli Indonesia dengan tingkat produksi yang tinggi namun bersifat musiman. Termasuk buah eksotis dan sering disebut raja buah karena rasanya yang enak. Durian menandai musim panen beberapa buah lainnya. Durian yang berkualitas baik dikonsumsi dalam kondisi buah masih segar, setelah 4 – 6 hari kualitas Durian akan menjadi buruk untuk dikonsumsi. 


Hasil gambar untuk pembuatan tempoyak

Pengolahan Durian yang dilakukan dengan cara fermentasi dikenal dengan nama Tempoyak, Pikel Durian, Pekasam (Aceh) atau Durian Asam (Sumatera Barat). Bentuknya berupa bubur Durian, memiliki warna kuning hingga putih dengan rasa asam. Tempoyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan di beberapa darah beretnis Melayu, seperti : Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Aceh, dan Kalimantan Barat. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu, tempoyak juga dapat dimanfaatkan sebagai sambal.

Pembuatan tempoyak tergolong sederhana, yaitu dengan cara menghaluskan daging buah Durian, ditambah garam sebanyak 2 – 15% dan atau ditambahkan sedikit gula untuk mengurangi rasa asam pada tempoyak, lalu ditempatkan dalam wadah tertutup rapat selama 4 – 6  hari. Hal yang juga harus diperhatikan adalah pemberian sedikit ruang pada wadah sehingga memungkinkan untuk pertumbuhan bakteri yang dibutuhkan dalam fermentasi tempoyak.


Pengolahan Durian menjadi berbagai macam produk makanan dilakukan guna memperpanjang umur simpanan Durian.Sambal tempoyak dan ikan patin masak tempoyak merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyuguhkan tempoyak. Aroma tempoyak yang kuat dapat seketika membangkitkan selera makan. Tidak ketinggalan juga, rasa asam pada tempoyak membuat banyak orang yang mencicipinya ingin nambah lagi.

 Hasil gambar untuk pembuatan tempoyak

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar