Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Sistem bioflok yang biasanya digunakan
dalam budidaya lele merupakan sistem pemeliharaan ikan seperti lele
yaitu melakukan sebuah metode dengan menumbuhkan mikroorganisme yang
bisa berfungsi untuk mengolah limbah pada budidaya lele tersebut.
Nantinya limbah budidaya itu sendiri akan menjadi gumpalan – gumpalan
yang berbentuk kecil yang biasa disebut dengan flok (floc), itu
merupakan hasil dari pengolahan. Floc tersebut juga bisa digunakan
sebagai pakan lele alami.
1. Buat Tempat Budidaya
Langkah awal atau modal untuk budidaya lele pasti tempatnya. Tempat
tersebut bisa berupa kolam atau tambak. Dengan menyiapkan kolam untuk
membudidayanya biasanya bisa menghemat biaya dengan hanya menggunakan
terpal yang juga diperkuat dengan rangka ataupun tulang – tulang dari
besi ataupun bambu. Ukuran kolamnya, dapat disesuaikan dengan lahan yang
sudah disiapkan untuk budidaya.
Adapun 4 jenis kolam yang biasa digunakan oleh pembudidaya : Kolam
terbuat dari tanah, Kolam terbuat dari beton, Kolam bulat terbuat dari
terpal, Kolam kotak terbuat dari terpal. Contoh alat dan bahan untuk
membuat kolam buat terbuat dari terpal : Terpal ukuran dengan panjang x
lebar = 11 m x 1 m, Besi wire-mesh yang mempunyai diameter minimal 7 mm,
lebar 2,1 m, panjang 5,4 m, 2 Paralon yang bengkokannya, Paralon, Kabel
ripet, Terpal atap, Las listrik.
2. Penggunaan aerator
Dengan menggunakan alat aerator yang dibutuhkan untuk menyerupai oksigen dan bisa sekaligus untuk mengaduk air di dalam kolam yang sangat dibutuhkan. Pengertian aerator itu sendiri adalah alat yang sering digunakan di dalam kolam atau tambak yang tujuannya sebagai pelarut oksigen yang ada di udara lalu dimasukan ke dalam air. Dilihat dari luasnya permukaan aira yang bersinggungan langsung dengan udara itu sendiri, maka aerator akan berfungsi secara maksimal.
Selain berfungsi melarutkannya oksigen ke dalam air seraya melepaskan
gas – gas yang larut dalam air, juga memiliki fungsi untuk membuat
hilangnya oksidasi besi dan mangan di dalam air, mengeruksikan ammonia
melalu tahapan nitrifikasi dalam air.
3. Siapkanlah air ternak lele
Langkah selanjutnya ialah siapkan air untuk pembesaran ternak lelenya
setelah menyiapkan kolam. Isi air dalam kolam dengan ukuran ketinggian
sekitar 80 – 100 cm pada hari pertama.
4. Penebaran benihPerhatikan terlebih dahulu kualitas benih lele yang akan ditebarkan. Benih harus induk unggulan, dengan keadaan sehat yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : Mempunyai gerakan aktif, Organ tubuh yang lengkap, Bentuk proposional dan ukurannya, Warna dan ukuran yang seragam.
5. Menumbuhkan mikroorganisme
Pada hari kedua yang harus dipacu dalam menumbuhkan mikroorganisme
itu dengan cara memberikan bibit bakteri non pathogen atau disebut
dengan probiotik. Probiotik yang dimasukan ukuran dosisnya 5 ml / m3 .
Jenis probiotik yang bisa digunakan seperti POC, BMW atau lainnya yang
bisa didapatkan di toko-toko perikanan atau bisa juga pertanian yang
dekat dengan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Pada hari ketiga, pakan untuk bakteri pathogen atau probiotiknya seperti molase atau tetes tebu dengan dosis 250 ml / m3 .
Dolomite di tambahkan pada malam harinya dengan dosis 150 – 200 gram / m3 . Dolomite ini hanya diambil airnya saja.
8. Diamkan air dolomite
Lalu didiamkan air tersebut selama kurang lebih 7 – 10 hari untuk menghidupkan dan menumbuhkan mikroorganisme dengan baik.
9. Pemberian pakan lele
Dalam masa membesarkan ikan lele, yang dilakukan adalah memberikannya
pakan. Perhatikan hal dalam pemberian pakannya sebagai berikut:
Pilihlah pakan yang berkualitas tinggi, Besar ukuran pakannya
disesuaikan dengan besar mulut ikan lele, Pada pagi – sore hari pakan
tersebut diberikan, Dosis yang harus diberikan 80% dari daya kenyangnya
ikan, Jangan lupa pakan dicampur dengan dosis probiotik.
Tidak hanya manusia saja yang bisa berpuasa dengan menahan lapar.
Pada sistem ini lele juga harus dipuasakan jangan diberikan pakan setiap
seminggu sekali. Hal ini perlu dilakukan berfungsi untuk memengaruhi
pencernaan ikan lele, merangrang ikan agar membuang kotorannya sekaligus
mengaduk air kolam yang sudah diberi probiotik sehingga probiotik
tersebut menjadi lebih maksimal manfaatnya.
Cuaca yang sangat panas akan mengakibatkan lendir atau kulit lele
bisa mengelupas, terdapat warna merah pada ekor dan mulut, lebih suka
mengambang dan pada akhirnya lele tersebut mati. Ada beberapa
permasalahan bibit lele yang banyak diabakan:
Siraman air hujan yang terlalu tinggi itu bisa menyebabkan pH air
kolam dengan intensitas tinggi, dan juga akan bermasalah pada bibit
lele, Lele yang suka mengambang itu diakibatkan oleh kurangnya nafsu
makan, Perhatikan juga berlebihannya dalam pemberian pakan, Jaga air
kolam dari kotorannya, hal tersebut dapat menyebabkan masalah pada bibit
ikan lele
.
12. Mengatasi permasalahan bibit lele
Pindahkan bibit lele pada sore atau pagi hari ke dalam kolam yang
disiapkan, Air kolam harus diendapkan terlebih dahulu sebelum digunakan
selama 7 hari untuk menumbuhkannya pakan lele yang alami, Waktu
pemindahannya akan terlihat dari bangkai bibit lele yang berada di dasar
kolam, Puasakan ikan lele seperti cara yang sudah dijelaskan di atas.
Masa ini adalah masa yang sangat ditunggu para pembudidaya ikan lele.
Setelah sekian lama menunggu dan merawatnya akhirnya masa panen pun
tiba, biasanya waktu yang ditunggu untuk panen lele sistem bioflok ini
pada umumnya sekitar 2,5 – 3 bulanan. Normalnya 7 – 8 ikan lele bisa
mencapai 1 kilo gram. Sebaiknya pembudidaya sebelum melakukan masa
pemanenan harus menunggu terlebih dahulu masa perputaran harga dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin.
Sebenarnya sistem bioflok ini pada jaman dahulu sudah dikembangkan
terlebih dahulu oleh beberapa negara maju seperti : Jepang dan
Australia. Sampai akhirnya dari tahun ke tahun Indonesia pun demikian
juga sudah mengikuti jaman dan bermunculah para peternak lele yang
menjalankan sistem itu juga.
Bukan hanya lele saja yang bisa di budidaya dengan sistem ini, tetapi
juga dapat digunakan untuk budidaya udang air tawar. Sekian beberapa
cara dalam membudidaya ikan lele dengan menggunakan sistem bioflok ini
semoga dapat direalisasikan oleh para pembaca dan berhasil sampai
mendapatkan keuntungan tinggi. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar