Minggu, 27 Januari 2019

Sistem Budidaya Lele Dengan Bioflok

Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Sistem bioflok yang biasanya digunakan dalam budidaya lele merupakan sistem pemeliharaan ikan seperti lele yaitu melakukan sebuah metode dengan menumbuhkan mikroorganisme yang bisa berfungsi untuk mengolah limbah pada budidaya lele tersebut.

Hasil gambar untuk budidaya lele cara bioflokHasil gambar untuk budidaya lele cara bioflok

Nantinya limbah budidaya itu sendiri akan menjadi gumpalan – gumpalan yang berbentuk kecil yang biasa disebut dengan flok (floc), itu merupakan hasil dari pengolahan.  Floc tersebut juga bisa digunakan sebagai pakan lele alami.

Berikut adalah 13 cara budidaya lele bioflok probiotik :
1. Buat Tempat Budidaya
Langkah awal atau modal untuk budidaya lele pasti tempatnya. Tempat tersebut bisa berupa kolam atau tambak. Dengan menyiapkan kolam untuk membudidayanya biasanya bisa menghemat biaya dengan hanya menggunakan terpal yang juga diperkuat dengan rangka ataupun tulang – tulang dari besi ataupun bambu. Ukuran kolamnya, dapat disesuaikan dengan lahan yang sudah disiapkan untuk budidaya.

Adapun 4 jenis kolam yang biasa digunakan oleh pembudidaya : Kolam terbuat dari tanah, Kolam terbuat dari beton, Kolam bulat terbuat dari terpal, Kolam kotak terbuat dari terpal. Contoh alat dan bahan untuk membuat kolam buat terbuat dari terpal : Terpal ukuran dengan panjang x lebar = 11 m x 1 m, Besi wire-mesh yang mempunyai diameter minimal 7 mm, lebar 2,1 m, panjang 5,4 m, 2 Paralon yang bengkokannya, Paralon, Kabel ripet, Terpal atap, Las listrik. 

2. Penggunaan aerator
Dengan menggunakan alat aerator yang dibutuhkan untuk menyerupai oksigen dan bisa sekaligus untuk mengaduk air di dalam kolam yang sangat dibutuhkan. Pengertian aerator itu sendiri adalah alat yang sering digunakan di dalam kolam atau tambak yang tujuannya sebagai pelarut oksigen yang ada di udara lalu dimasukan ke dalam air. Dilihat dari luasnya permukaan aira yang bersinggungan langsung dengan udara itu sendiri, maka aerator akan berfungsi secara maksimal.
 

Selain berfungsi melarutkannya oksigen ke dalam air seraya melepaskan gas – gas yang larut dalam air, juga memiliki fungsi untuk  membuat hilangnya oksidasi besi dan mangan di dalam air, mengeruksikan ammonia melalu tahapan nitrifikasi dalam air. 

3. Siapkanlah air ternak lele
Langkah selanjutnya ialah siapkan air untuk pembesaran ternak lelenya setelah menyiapkan kolam. Isi air dalam kolam dengan ukuran ketinggian sekitar 80 – 100 cm pada hari pertama.
4. Penebaran benih
Perhatikan terlebih dahulu kualitas benih lele yang akan ditebarkan. Benih harus induk unggulan, dengan keadaan sehat yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : Mempunyai gerakan aktif, Organ tubuh yang lengkap, Bentuk proposional dan ukurannya, Warna dan ukuran yang seragam.

5. Menumbuhkan mikroorganisme
Pada hari kedua yang harus dipacu dalam menumbuhkan mikroorganisme itu dengan cara memberikan bibit bakteri non pathogen atau disebut dengan probiotik. Probiotik yang dimasukan ukuran dosisnya 5 ml / m3 . Jenis probiotik yang bisa digunakan seperti POC, BMW atau lainnya yang bisa didapatkan di toko-toko perikanan atau bisa juga pertanian yang dekat dengan lingkungan sekitar tempat tinggal.

6. Masukkan pakan untuk bakteri
Pada hari ketiga, pakan untuk bakteri pathogen atau probiotiknya seperti molase atau tetes tebu dengan dosis 250 ml / m3 .

7. Menambahkan dolomite
Dolomite di tambahkan pada malam harinya dengan dosis 150 – 200 gram / m3 . Dolomite ini hanya diambil airnya saja.

8. Diamkan air dolomite
Lalu didiamkan air tersebut selama kurang lebih 7 – 10 hari untuk menghidupkan dan menumbuhkan mikroorganisme dengan baik.

 9. Pemberian pakan lele
Dalam masa membesarkan ikan lele, yang dilakukan adalah memberikannya pakan. Perhatikan hal dalam pemberian pakannya sebagai berikut: Pilihlah pakan yang berkualitas tinggi, Besar ukuran pakannya disesuaikan dengan besar mulut ikan lele, Pada pagi – sore hari pakan tersebut diberikan, Dosis yang harus diberikan 80% dari daya kenyangnya ikan, Jangan lupa pakan dicampur dengan dosis probiotik.

10. Ikan lele juga harus puasa
Tidak hanya manusia saja yang bisa berpuasa dengan menahan lapar. Pada sistem ini lele juga harus dipuasakan jangan diberikan pakan setiap seminggu sekali. Hal ini perlu dilakukan berfungsi untuk memengaruhi pencernaan ikan lele, merangrang ikan agar membuang kotorannya sekaligus mengaduk air kolam yang sudah diberi probiotik sehingga probiotik tersebut menjadi lebih maksimal manfaatnya.

11. Perhatikan penyebab ikan lele mati sebelum memanen
Cuaca yang sangat panas akan mengakibatkan lendir atau kulit lele bisa mengelupas, terdapat warna merah pada ekor dan mulut, lebih suka mengambang dan pada akhirnya lele tersebut mati. Ada beberapa permasalahan bibit lele yang banyak diabakan:
Siraman air hujan yang terlalu tinggi itu bisa menyebabkan pH air kolam dengan intensitas tinggi, dan juga akan bermasalah pada bibit lele, Lele yang suka mengambang itu diakibatkan oleh kurangnya nafsu makan, Perhatikan juga berlebihannya dalam pemberian pakan, Jaga air kolam dari kotorannya, hal tersebut dapat menyebabkan masalah pada bibit ikan lele
.
12. Mengatasi permasalahan bibit lele
Pindahkan bibit lele pada sore atau pagi hari ke dalam kolam yang disiapkan, Air kolam harus diendapkan terlebih dahulu sebelum digunakan selama 7 hari untuk menumbuhkannya pakan lele yang alami, Waktu pemindahannya akan terlihat dari bangkai bibit lele yang berada di dasar kolam, Puasakan ikan lele seperti cara yang sudah dijelaskan di atas.

13. Masa panen ikan
Masa ini adalah masa yang sangat ditunggu para pembudidaya ikan lele. Setelah sekian lama menunggu dan merawatnya akhirnya masa panen pun tiba, biasanya waktu yang ditunggu untuk panen lele sistem bioflok ini pada umumnya sekitar 2,5 – 3 bulanan. Normalnya 7 – 8 ikan lele bisa mencapai 1 kilo gram. Sebaiknya pembudidaya sebelum melakukan masa pemanenan harus menunggu terlebih dahulu masa perputaran harga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin.
Sebenarnya sistem bioflok ini pada jaman dahulu sudah dikembangkan terlebih dahulu oleh beberapa negara maju seperti : Jepang dan Australia. Sampai akhirnya dari tahun ke tahun Indonesia pun demikian juga sudah mengikuti jaman dan bermunculah para peternak lele yang menjalankan sistem itu juga.
Bukan hanya lele saja yang bisa di budidaya dengan sistem ini, tetapi juga dapat digunakan untuk budidaya udang air tawar. Sekian beberapa cara dalam membudidaya ikan lele dengan menggunakan sistem bioflok ini semoga dapat direalisasikan oleh para pembaca dan berhasil sampai mendapatkan keuntungan tinggi. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar