Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas
Ikan bilih dalam bahasa Padang disebut dengan lauk bilih. Ikan merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak. Nama latin ikan ini adalah Mystacoleucus padangensis.
Tapi dalam bahasa Indonesia ikan ini sering disebut dengan ikan bilis.
Sebutan dalam bahasa Indonesia ini sangat terdengar sangat aneh karena
kata bilis pun tidak ada di dalam kosa kata bahasa Indonesia. Jadi saya
tetap menyebutnya dengan ikan bilih.
Ukuran tubuh ikan bilih tidak besar.
Ukuran terbesarnya hanya kira-kira sebesar ibu jari dengan panjang
maksimal kira-kira 5 cm dan lebar kira-kira 1,5 cm – 2 cm. Sisik ikan
bilih berwarna putih dan mengkilap. Dan ketika dimasak, sisiknya tidak
perlu dibuang.
Bagaimana dengan rasanya? Rasa ikan
ini sangat gurih. Orang di sekitar Danau Singkarak menyebut dengan manih
alias manis. Manis disini bukan dalam artian manis gula ya. Hanya
dengan dengan menambahkan garam sebagai bumbu, rasa ikan ini sudah enak,
tidak perlu ditambahkan bumbu-bumbu lainnya.
Banyak menu makanan yang berbahan
dasar ikan bilih ini. Misalnya, goreng lauk bilih balado, gulai lauk
bilih, pangek lauk bilih, atau juga palai lauk bilih, dan lain-lain.
Selain itu ikan bilih ini juga bisa dicampur dengan berbagai macam bahan
lainnya menjadi satu menu. Misalnya campuran ikan bilih, terung,
kentang, jengkol, tahu atau tempe balado. Cabe yang digunakan boleh cabe
merah ataupun juga pake cabe ijo.
Ikan bilih segar bisa langsung diolah
menjadi makanan yang siap disantap atau dikonsumsi, atau bisa juga
dijadikan dulu ikan kering. Pengolahan ikan kering ini ada dua macam,
yaitu pertama, dengan cara menggoreng ikan bilih, dan yang kedua dengan
cara menjadikan ikan bilih sebagai ikan kering serperti ikan asin tetapi
jenisnya bukan ikan asin.
Cara pertama adalah ikan bilih
dijadikan ikan bilih goreng. Ikan bilih segar yang sudah dibersihkan
kemudian digoreng kering dan dikemas untuk dijual. Pembeli nanti bisa
mengkonsumsi langsung ikan tersebut atau dioleh dulu sebelum dikonsumsi.
Pengolahannya tergantung selara. Biasanya hanya dengan memanaskan
sedikit kemudian diberi cabe atau dibuat balado.
Cara kedua yaitu dengan cara menjemur
atau mengeringkan ikan bilih segar yang sudah dibersihkan perutnya.
Setelah benar-benar kering, ikan bisa diolah menjadi makanan kapan saja
karena ikan bilih kering ini tahan sampai berbulan-bulan.
Dewasa ini penangkapan ikan bilih
dilakukan besar-besaran karena untuk dijual dalam bentuk ikan bilih
kering. Sampai kira-kira lima tahun yang lalu, ikan bilih ini dijual
kebanyakan adalah ikan bilih basah, jadi penangkapan tidak dilakukan
secara besar-besaran seperti saat ini.
Semenatara sekarang karena ikan bilih
banyak dijual dalam bentuk ikan bilih kering, penangkapan ikan bilihpun
dilakukan besar besaran. Di Pasar Ombilin banyak ditemui
penjual-penjual ikan bilih kering ini. Dan di sepanjang jalan jalan raya
lintas Sumatera mulai dari pasar Ombilin sampai Batu taba banyak
ditemui orang-orang yang menjemur ikan bilih juga tersedia dapur-dapur
yang digunakan untuk menggoreng ikan bilih. Pembeli pun bisa langsung
membeli ikan bilih di sana.
Konon katanya ada ikan yang mirip
dengan ikan bilih ini di daerah Amazon. Waaw, menakjubkan sekali
persaudaraan mereka padahal lokasi mereka berjarak puluhan ribu
kilometer. Benar atau tidak, saya tidak tau ya.
(Disadur dari berbagai sumber. Penyuluhan Perikanan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar