Kamis, 17 Januari 2019

Langkah Budidaya Nila Menguntung

Tahapan Budidaya Nila Yang Praktis
budidaya ikan niladan Menguntungkan

*Oleh "Ahmad Rukbi, SP. MM. M.Si."
Penyuluh Perikanan Kab Musi Rawas

Ikan Nila sangat disukai selain oleh masyarakat konsumen lokal, juga digemari pasar ikan dunia. Warna dagingnya putih bersih, kenyal dan juga tebal. Ikan nila dapat diolah dalam beragam bentuk masakan; dengan cara digoreng, bakar, dibuat sup, dimasak pindang, dibuat baso ikan, abon dan dendeng ikan nila. Dibalik rasanya yang enak dan gurih, ikan ini menyediakan nutrisi protein hewani beserta asam lemak omega-3 dan omega-6.
 Dengan keunggulan ini, berternak ikan nila memiliki potensi agribisnis yang tinggi. Bagi pelaku usaha yang ingin terjun dalam usaha ini,  berikut tentang 6 tahap budidaya ikan nila yang menguntungkan :
 1. Pemilihan Induk Budidaya Ikan Nila
Syarat induk bibit ikan nila adalah :
  • Sehat, tidak cacat
  • tahan terhadap hama, parasit dan penyakit.
  • berwarna mengkilap dan tubuhnya tebal
  • berukuran dengan berat 120-180 gram per ekor
  • umur 4-5 bulan
  • aktif dan responsif pada saat pemberian makanan     
2. Pemijahan
Proses pemijahan pada budidaya ikan nila membutuhkan kolam khusus, dengan syarat sebagai berikut :
  • Tipe kolam bisa berupa bak semen, kolam tanah atau jaring hapa
  • berlantai dasar tanah dan dibuat kubangan-kubangan, yang digunakan indukan sebagai tempat pemijahan
  • luas 50 – 100 meter persegi
  • kepadatan kolam : 1 ekor/m2
  • suhu air berkisar 20-22 derajat C
  • kedalaman air 40-60 cm
  • ditaburi pupuk dasar, sebagai nutrisi bagi pakan alami yang nantinya akan dikonsumsi larva dari hasil pengeraman indukan betina.
Pemijahan dapat dilakukan secara massal dengan perbandingan indukan jantan dan betina 1 : 3. Pada budidaya ikan nila, biasanya indukan akan mulai melakukan pemijahan pada hari ketujuh sejak indukan dimasukkan di kolam pemijahan.
Pemijahan terjadi di dasar kolam yang telah dibuat kubangan-kubangan, dimana indukan akan mengeluarkan telur di tempat tersebut dan siap dibuahi oleh indukan jantan. Telur-telur yang telah dibuahi akan dierami oleh indukan betina dalam rongga mulutnya,telur-telur ikan nila yang dierami oleh indukan betina akan menetas setelah mencapai 7 hari, dan akan dikeluarkan sebagai larva oleh indukan betina secara serempak di dalam kolam yang sudah tersedia pakan alami.
Setelah berumur 5 – 7 hari setelah menetas, larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva.
Larva yang telah dipindahkan diberi pakan yang memiliki kadar protein tinggi, dan diberikan dalam bentuk tepung halus. Lama pemeliharaan larva dalam kolam pemeliharaan larva adalah 3-4 minggu atau setelah mencapai ukuran 2-3 cm. Ukuran benih ini sudah siap untuk dipindahkan di kolam budidaya pembesaran.

3. Pendederan Benih pada Budidaya Ikan Nila
Syarat kolam pendederan hendaknya
  • berukuran lebih luas dengan kepadatan tebar benih 30-50 ekor/m2.
  • kolam dapat berupa bak plastik, kolam semen, drum, akuarium, jaring hapa atau kontainer
Pakan untuk benih pada tahap ini menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%, diberikan 2-3 kali sehari dengan perbandingan 1/3 dari berat tubuh ikan.
Lama pemeliharaan benih pada budidaya ikan nila untuk tahap ini adalah setelah benih berumur 1-1,5 bulan dengan ukuran panjang ikan sekitar 10-12 cm. Setelah itu benih siap dipindahkan di kolam budidaya pembesaran ikan nila.

4. Persiapan Kolam Pembesaran Ikan Nila
Untuk pembesaran ikan nila bisa menggunakan kolam tanah, kolam semen, terpal, jaring hingga tambak air payau. Dalam hal ini budidaya pembesaran ikan nila sebaiknya dilakukan di kolam tanah.
Memakai kolam air tanah relatif menguntungkan karena cara membuatnya mudah dengan biaya yang murah. Selain itu keunggulan memakai kolam tanah bisa menjadi habitat dari pakan alami, yakni tempat tumbuh tumbuhan dan hewan pakan ikan nila, yang dapat mengurangi biaya pakan buatan atau pelet.
Persiapan kolam pembesaran sebaiknya dilakukan tiga minggu sebelum bibit ditebarkan. Karena persiapan kolam akan memakan beberapa hari. Untuk tahap-tahap persiapan adalah sebagai berikut :
  • Tahap awal kolam dikeringkan dengan dijemur beberapa hari. Biasanya antara 3 – 7 hari tergantung dari cuaca. Atau bisa dilihat dari kondisi permukaan tanah yang retak-retak, jika diinjak akan menginggalkan jejak kaki sedalam 1 – 2 cm. Jangan sampai keadaan permukaan kolam menjadi kering membatu.
  • Kolam dicangkul atau dibajak, dibersihkan dari kotoran dan kemudian diratakan.
  • Saluran air diperbaiki, tanggul dan pintu air diperbaiki, agar jalan air lancar. Pasang saringan air pada pintu-pintu air kolam.
  • Tanah dasar kolam ditaburi kapur tohor  sebanyak 100-200 kg/ha untuk memperbaiki pH tanah, atau disesuaikan dengan tingkat pH tanah. Usahakan kapur bisa masuk sampai kedalaman 10 cm dalam permukaan tanah. Diamkan selama 2 – 3 hari.
  • Lakukan pemupukan. Pupuk akan berfungsi sebagai nutrisi hewan dan tumbuhan yang merupakan pakan alami ikan nila. Berikan pupuk organik seperti pupuk kompos atau pupuk kandang dan jika diperlukan ditambah pupuk kimia. Untuk dosis pupuk organik adalah 1 – 2 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 1 – 2 minggu.
  • Kolam digenangi air, dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, kolam digenangi air dengan kedalaman 10 – 20 cm dan diamkan selama 3 – 5 hari. Ini berfungsi untuk membiarkan sinar matahari menembus dasar kolam dan merangsang organisme air seperti fitoplankton, zooplantkton, cacing, siput, jentik-jentik nyamuk untuk bisa tumbuh. Kemudian setelah itu, dilanjutkan kembali mengaliri kolam dengan air sampai mencapai ketinggian air 60 – 75 cm.

Setelah itu, benih siap untuk dipindahkan. Kepadatan kolam untuk budidaya adalah 15 – 30 ekor/m2 dengan ukuran 10 – 20 gram/ekor

5. Pemeliharaan
Kolam budidaya sudah siap, benih sudah ditebarkan, kini langkah selanjutnya adalah pemeliharaan ikan nila sampai pada masa panen.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan adalah :
  • Pengolahan air

Kondisi air dalam kolam budidaya dipastikan berkualitas baik dengan mengecek kandungan oksigen dan pH air dalam kolam tersebut. Kemudian lakukan juga pemeriksaan kadar CO2, NH3 dan H2S dalam kolam jika memungkinkan.
Jika kadar oksigen rendah, tingkatkan sirkulasi air yang masuk dan keluar sehingga pasokan oksigen akan menjadi lebih banyak. Jika kolam berbau busuk, pertanda kandungan NH3 dan H2S tinggi, atasi dengan membuang air sebanyak mungkin dari kolam dan menggantinya dengan air yang baru tanpa memindahkan ikan-ikan dalam kolam untuk mencegah ikan menjadi stres. Sirkulasi air normal dalam kolam adalah 2 liter/detik untuk kolam berukuran 100 m2.
  • Pemberian pakan

Pakan ikan nila adalah pakan hidup dan pakan buatan. Pakan hidup berupa tumbuhan dan hewan yang hidup di dasar kolam. Namun untuk pemeliharaan secara intensif, pakan buatan seperti pelet dengan kadar protein 25 – 26 % dan lemak 6 – 8 % yang diberikan tiap hari dengan takaran 3 % dari berat bio massa ikan.
Berat bio massa adalah hasil dari berat rata-rata ikan dikalikan dengan jumlah ikan yang terdapat dalam kolam.
Jumlah takaran pakan tersebut diberikan 2 – 3 kali dalam sehari, dilakukan pada pagi dan sore hari.
Setiap 2 minggu sekali berat ikan ditimbang untuk menyesuaikan takaran pakan yang akan diberikan.
  • Pengendalian hama dan penyakit

Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari serangan hama dan penyakit pada budidaya ikan nila. Secara umum yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1) secara teratur kolam dibersihkan setiap kali panen
2) penebaran benih jangan melebihi kapasitas tampung kolam
3) pemberian pakan yang cukup secara kualitas dan kuantitas
4) binatang pembawa penyakit seperti burung, siput, atau ikan seribu jangan dibiarkan masuk di area kolam budidaya.
Waktu panen yang tepat untuk budidaya ikan nila adalah saat berumur 4 – 6 bulan dengan berat 300 – 500 gram sejak benih dipindahkan ke kolam pembesaran. Kondisi dan ukuran ikan saat panen tersebut relatif ditentukan oleh permintaan pasar.
Demikianlah panduan tentang 6 Tahap Budidaya Ikan Nila yang Menguntungkan, semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar